A. Pengertian Ilmu Tajwid
Tajwid menurut bahasa adalah tahsin :
memperbaiki atau mendatangkan bacaan dengan baik. Sedangkan menurut
istilah adalah Ilmu yang mempelajari cara mengucapkan huruf-huruf Al Qur
an tentang tebal dan tipisnya, panjang dan pendeknya, sifat-sifatnya,
dan hukum membaca huruf Hijaiyah bila bertemu dengan huruf yang lain.
Sehingga menjadi suatu bacaan yang baik.
Contoh Ilmu Tajwid
Ringkasan Contoh ilmu tajwid(hukum bacaan)
Wakaf:
Dari sudut bahasa berarti berhenti/menahan.
Menurut istilah tajwid, memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan kembali bacaan
jenis wakaf :
lazim
jaiz
muraqabah
mamnuu’
sakta lathifah
Qalqalah:
Qalqalah menurut bahasa, berarti getaran.
Menurut istilah tajwid, getaran suara
terjadi ketika mengucapkan huruf yang sukun sehingga menimbulkan semacam
aspirasi suara yang kuat, baik sukun asli ataupun tidak.
Huruf qalqalah ada 5, yaitu yang
tergabung dalam Huruf Qalqalah yaitu: huruf Huruf Qaf, Huruf Tha, Huruf
Ba, Huruf Jimdan Huruf Dal
Syarat qalqalah: Hurufnya harus sukun, baik sukun asli atau yang terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah.
Iqlab,
Menurut bahasa, berarti merubah sesuatu dari bentuknya.
Menurut istilah tajwid, meletakkan huruf
tertentu pada posisi huruf lain dengan memperhatikan ghunnah dan
penuturan huruf yang disembunyikan (huruf mim).
Dinamakan iqlab karena terjadinya
perubahan pengucapan nun sukun atau tanwin menjadi mim yang tersembunyi
dengan disertai dengung.
Huruf iqlab hanya 1, yaitu huruf ba.
Idgham
Menurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.
Menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.
Idgham terbagi 2, yaitu: Idgham Bighunnah (disertai dengung) dan Idgham Bila Ghunnah (tanpa dengung).
Catatan: Idgham tidak terjadi kecuali dari 2 kata.
Idgham Bighunnah, yaitu:
Idgham bighunnah mempunyai 4 huruf, yaitu
yang tergabung dalam kalimat: Nun & Tanwin Idgham Bighunnah yaitu:
Huruf Ya, Huruf Nun, Huruf Mim dan Huruf Wau
Apabila salah satu hurufnya bertemu
dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka harus
dibaca idgham bighunnah, kecuali pada 2 tempat, yaitu: Nun & Tanwin
Idgham Bighunnah dan Nun & Tanwin Idgham Bighunnah yang harus
dibaca Izhar Muthlaq, berbeda dengan kaidah aslinya. Hal ini sesuai
dengan bacaan yang diriwayatkan oleh Imam Hafsh
Idgham Bila Ghunnah, yaitu:
Idgham bila ghunnah mempunyai 2 huruf, yaitu: Huruf Ra dan Huruf Lam
Apabila salah satu hurufnya bertemu
dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka
bacaannya harus idgham bila ghunah kecuali nun yang terdapat dalam ayat
Nun & Tanwin Idgham Bila Ghunnah, karena disini harus di baca saktah
(diam sebentar tanpa bernafas) yang menghalangi adanya bacaan idgham.
MATERI ILMU TAJWID - TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL
Waqaf artinya: sebaiknya berhenti.
م ( وقف لا زم ) : harus berhenti
( معا نقه ) : berhenti di salah satu titik
ط ( وقف مطلق ) : sebaiknya berhenti
قلى ( الوقف اولى ) : sebaiknya berhenti
قف ( الوقف ) : sebaiknya berhenti
ج ( وقف جا ئز ) : boleh berhenti, juga boleh terus
Washol artinya : sebaiknya terus.
لا ( الوقف ممنوع ) : sebaiknya terus
صلى ( الوصل اولى ) : sebaiknya terus
ز ( مجوز الوقف ) : sebaiknya terus
ص ( مر خص الوقف ) : sebaiknya terus
ق ( قيل هو وقف ) : sebaiknya terus
B. Kegunaan Ilmu Tajwid
Kegunaan dari mempelajari Ilmu Tajwid adalah :
1. Agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat-ayat Allah (Al Qur an)
2. Agar aya-ayat yang kita baca sesuai
dengan ketentuan-ketentuan bahasa Arab, baik cara pengucapan huruf,
sifat-sifat huruf dan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh Ulama
Ahli Qurro.
Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Hukum mempelajari ilmu Tajwid adalah Fardu kifayah, sedangkan mengamalkannya adalah Fardlu Ain bagi setiap orang yang membaca Al Qur an.
Dalam hal ini Imam Ibnu Jazari mengatakan :
وَالأَخْذُ بِالتَّجْوِيْدِ حَتْمٌ لازِمٌ – مَنْ لَمْ يُجَوِّدِ القُرْآنَ آ ِثمٌ
“Menggunakan atau mengamalkan Ilmu tajwid
adalah merupakan suatu keharusan, maka barang siapa yang tidak
memperbaiaki bacaan Al Qur a nya dia termasuk berdosa.
D. Qiro’ah
Seperti apa yang kita baca dan yang
pernah kita dengar, bahwa Qiroah (bacaan) ayat-ayat Al Quran yang
berlaku di negara Indonesia adalah Qiro’ah yang diriwayatkan oleh Hafs
Bin Sulaiman bin Mughiroh bin Najwad “ Wafat tahun 128 H”, yang
bacaannya disebut Qiroah Masyhuroh.
Perlu diketahui bahwa selain qiroah yang diriwayatkan oleh Imam Hafs an Ashim masih banyak lagi Imam yang meriwayatkan Qiro’ah .
Dibawah ini nama-nama Imam dalam qiro’ah Yang mutawatiroh atau yang disebut dengan Qiroah sab’ah ( Qiro’ah tujuh imam ) :
1. Abdullah bin Amr meninggal di Syam
pada tahun 118 H. Perowi-perowinya yang terkenal (masyhur) adalah
seperti Al Bazzi Abdul Hasan Hamid bin Muhammad dan Qonbul Abu Umar
Muhammad.
2. Abu Ma’bad Abdullah bin Katsir,
meninggal di Makkah pada tahun 120 H. Perowi-perowinya yang Masyhur
adalah Abu Bakar Syu’bah bin Ilyas dan Abu Amr Hafah bin Sulaiman.
3. Abu Bakar “Ashim bin Abi An Nujud,
meninggal di Kufah pada tahun 127 H. Perowi-perowinya yang Masyhur
adalah Abu Syu’bah bin Ilyas dan Abu Amr Hafah bin Sulaiman
4. Abu Amr bin Al A’la, meninggal di
Basrah pada tahun 154 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Ad Durawi,
Abu Amr Hafas dan As Susi Abu Syu’aib Saleh bin Ziyad.
5. Nafi’ bin Na’im meninggal di Madinah
tahun 109 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Qulum Abu Musa Isa bin
Mina dan Warosy Abu Sa’id Utsman bin Sa’id.
6. Abdul Hasan Ali bin Hamzah Al Kisa’i,
meninggal di Basrah pada tahun 189 H. Perowi-perowinya yang Masyhur
adalah Abdul Harits Al Laits bin Khalid dan Ad Durawi.
7. Abu “Imarah Hamzah bin Habib,
meninggal tahun 216 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abu Muhammad
Khalaf bin Hisyam dan Abu ‘Isa Khalid bin Khalid.
E. Methode Membaca Al Qur an
Perlu diingat bagi para Qori’, bahwa
didalam membaca Ayat-ayat Al Qur an itu sendiri ada tata caranya (ukuran
lambat dan cepat dalam membaca ayat Al Qur an) yang disahkan oleh
Rasulullah SAW., begitu juga yang diberlakukan dikalangan para Ahlul
Qurro’ wal Ada’ ada empat yaitu :
1.Tahqiq ( تحقيق ) : Membaca Al Qur an
dengan menempatkan hak-hak huruf yang sesungguhnya. Yaitu menempatkan
makhrorijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr dan hukum-hukum bacaan
yang telah ditetapkan oleh Ulama Ahlul Qurro’. Methode ini baik sekali
untuk kalangan Mubtadiin (pemula).
2.Tartil (ترتيل ) : Membaca Al Qur an
dengan pelan-pelan dan tanpa tergesa-gesa dengan memperhatikan
makhrorijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr dan hukum-hukum bacaan,
sehingga suara bacaan menjadi jelas. Seperti bacaan Mahmud Al Qushairi.
Bacaan Tartil belum tentu tahqiq akan tetapi tahqiq sudah pasti tartil.
3.Tadwir ( تد وير) : Membaca Al Qur an antara bacaan yang cepat dengan bacaan yang pelan (sedang).
4.Hadr ( حد ر ) : Membaca Al Qur an dengan sangat cepat , sehingga seakan-akan tidak jelas dalam suaranya.
Demikianlah beberapa methode membaca Al
Qur an yang ada, dari masing masing methode harus menggunakan
kaidah-kaidah Tajwid yang berlaku ( ketika seorang Qori’ membaca lambat
atau cepat ), sehingga kesempurnaan bacaan masih tetap dan utuh.
Sedangkan cara membaca yang terbaik adalah dengan methode yang pertama
yaitu Tahqiq.