Era mobile telah mengubah perilaku pengguna gadget, yang kini lebih asyik mengeksplorasi konten berupa game dan aplikasi. Akses ke browser atau peramban tercatat kian menyusut.
Kondisi itu terangkum dari data firma analitik mobile, Flurry, terkait penggunaan mobile konsumer Amerika Serikat selama kuartal pertama 2014.
Melansir Forbes, Senin 7 April 2014, pengguna mobile pada kuartal pertama ini menghabiskan rata-rata 2 jam 42 menit per hari pada perangkat mereka.
Penggunaan mobile itu meningkat 4 menit dari periode yang sama tahun lalu. Namun, dari rata-rata waktu itu, hanya 22 menit per hari yang digunakan mengakses browser, selebihnya digunakan mengakses aplikasi dan game.
Data Flurry memaparkan, dari data penggunaan perangkat iOS dan Android, penggunaan aplikasi total meraup 86 persen dengan rincian game (32 persen), Facebook (17 persen), Twitter (1,5 persen), jejaring sosial lainnya (9,5 persen), YouTube (4 persen), hiburan lain (4 persen), aplikasi berita, dan produktivitas serta lainnya (18 persen).
Sementara itu, penggunaan browser hanya mencetak 14 persen dengan rincian Safari Apple (7 persen), browser Google (5 persen), dan browser lainnya (2 persen).
Fakta ini tentu menjadi perhatian bagi pengembang digital. Sebab pengguna mobile saat ini mendapatkan infomasi langsung dari aplikasi.
Meski layanan browser memberikan kemudahan dalam pengembangan web, dengan arah pasar yang bergerak ke aplikasi, hal itu kurang bisa mendongkrak ekplorasi browser.
Sementara itu, pembuat ponsel masih menggantungkan web sebagai pintu masuk ke aplikasi. Hal ini dianut pada Jolla, ponsel pintar yang bersistem operasi Sailfish.
Pendiri Jolla, Marc Dillon, mengatakan, pandangannya mengenai visi aplikasi melawan web. Meski mengakui peran dari aplikasi, Dillon menegaskan kekurangan aplikasi.
"Aplikasi menyediakan pengalaman pengguna yang baik, tapi integrasi mereka buruk," kata Dillon.
Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id