Saturday, March 8, 2014

Drama Dimanakah Ujung Dunia

Burung, di manakah ujung dunia ?



Abu : Burung, di manakah ujung dunia ?

Burung : Di sana.

Abu : Katak, di manakah ujung dunia ?

Katak : Di sana.

Abu : Rumput, dia manakah ujung dunia ?

Rumput : Di sana.

Abu : Embun, di manakah ujung dunia ?

Embun : Di sana.

Abu : Air, di manakah ujung dunia ?

Air : Di sana. (SEMUA MENERTAWAKAN ABU)

Abu : Batu, di manakah ujung dunia ?

Batu : Di sana. (SEMUA MENERTAWAKAN ABU)

Abu : Jangkerik, di manakah ujung dunia ?

Jangkerik : Di sana. (SEMUA MENERTAWAKAN ABU)

Abu : Kambing, di manakah ujung dunia ?

Kambing : Di sana.

Abu : Kambing, di manakah di sana ?

Kambing : Di sana. (DALAM SUNYI ABU BERUSAHA MENANGKAP KEPASTIAN)

Abu : Pohon, di manakah di sana ?

Pohon : Di sana. (DALAM SUNYI ABU BERUSAHA MENANGKAP CAHAYA)



Abu : Kakek, di manakah di sana ?

Kakek : Di sini.

Abu : Di mana ?

Kakek : Di sini.

Abu : Di sini ?

(HUTAN SUNYI DALAM ABU)

Kakek : Di sana di sini sama saja. Semuanya tak berarti. Yang kau cari adalah agama. Tak ada obat yang paling mujarab selain agama.

Abu : Saya tidak sakit.

Kakek : Tak ada tempat yang paling teduh dan tak ada obat pelelah selain agama.

Abu : Saya tidak cape.

Kakek : Segala teka-teki silang pasti tertebak oleh agama.

Abu : Saya tak butuh semua itu. Saya butuh Cermin Tipu Daya.

Kakek : Apa itu Cermin Tipu Daya ?

Abu : Cermin Tipu Daya adalah penangkis segala bala. Penyelamat segala Pangeran dalam dongeng purbakala.

Kakek : Inilah dia. Cermin sejati. Bukan plastik. Terbuat dari air danau purbani. Lihatlah semua tampak jelas di sini. Lihatlah.

Abu : Wajah siapa itu ?

Kakek : Wajahmu.

Abu : Wajah saya ?

Kakek : Siapa lagi ?

Abu : begini tua ?

Kakek : Kau begitu jernih cahayanya.


Abu : Begini tua. Lebih sengsara dari nyatanya. Begini miskin.

Kakek : Di sini, kau miskin dan kaya sekaligus.

Abu : Saya tidak mengerti.

Kakek : Tak lama lagi kau akan mengerti, kalau mau dengar apa yang saya baca.

Abu : Kalau saya tetap tidak mengerti ?

Kakek : Kau adalah insan yang malang.

Abu : Kalau begitu cobalah bacakan satu baris.

Kakek : Dia Tuhan.

Abu : Tuhan.

Kakek : Tuhan.

Abu : Tuhan.

Kakek : Yang menciptakan kita.

Abu : Tuhan.

Kakek : Yakinlah.

Abu : Kalau begitu Dia yang memulai segala ini ?

Kakek : Juga yang akan mengakhiri segalanya.

Abu : Mulai dan mengakhiri ?

Kakek : Membangun dan meruntuhkan sekaligus.

Abu : Saya jadi bodoh.

Kakek : Kau memang bodoh. Dan ketika kau dihidupkan ajal disisipkan dalam salah satu tulang igamu. Dialah-Tuhan.

Abu : Tuhan.

Kakek : Dialah-Tuhan. Yang telah menciptakan jagad raya dan seisinya. Maka bersyukurlah kau kepadaNya. Maka bersembahlah kau kepadaNya. Maka patuhlah kau kepada firman-firmanNya. Maka perbuatlah segala perintah-perintahNya. Maka jauhilah segala larangan-laranganNya. Barang siapa melanggra neraka hukumannya. Barang siapa petuh sorga upahnya.

Abu : Neraka ?

Kakek : Api sengsara yang menjilat-jilat.

Abu : Sorga ?

Kakek : Bahagia di atas bahagia.

Abu : Barangkali itu ujung dunia ?

Kakek : Memang salah satu ujungnya. Di sana Sorga. Di situ Neraka.

Abu : Di sana juga tinggal Nabi Sulaiman ?

Kakek : Oya.

Abu : Kalau begitu ada juga Cermin Tipu Daya ?

Kakek : Barangkali. Saya tidak begitu pasti.

Abu : Di jual ?

Kakek : Kalau ada dengan cuma-cuma kua dapat memilikinya.

Abu : Kau pasti ?

Kakek : Kalau ada.

Abu : Kau belum pernah kesana ?

Kakek : Ke sana ke mana ?

Abu : Ke sorga.

Kakek : Siapa pun belum.

Abu : Bagaimana kau tahu Nabi Sulaiman ada di sana ?

Kakek : Kau memang buta huruf. Dalam kitab agama lengkap segala tanda-tanda.

Abu : Kalau begitu tunjukilah saya cara menuju sorga.

Kakek : Bersembahlah kau KepadaNya.

Abu : Baik. Berapa lama saya mesti menyembah ?

Kakek : Sampai kau mati.

Abu : Ha ?

Kakek : Sampai kau mati. Atau dengan kalimat yang lebih baik ; sampai saat kau dilepaskan dari beban jasmani.

Abu : Lalu kapan saya sempat mengecap sorga ?

Kakek : Ketika kau mati.

Abu : Ha ?

Kakek : Begitulah. Ketika kau mati kau akan sampai ke sana.

Abu : Harus sampai ke batas mati untuk sampai ke sana ?

Kakek : Harus sampai ke batas mati untuk samapai ke sana.

Abu : Harus tidak ada untuk ada ?



Kapai - Kapai
Karya Arifin C Noer
Disqus Comments