Saya adit ingin memberikan sebuah cuplikan drrraaammmaaa
yang menggambarkan seseorang siswa ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak
mempunyai uang, sampai sampai ia menjual sepedanya kesayangannya.
(Kita Lihat Cuplikannya)
Fiqi : “Ibu
fiqi berangkat” (bersiap siap untuk berangkat)
Ibu Fiqi : “Ya
anakku hati hati ya, tapi ibu tidak bisa memberikan uang saku”
Fiqi : “Ga
apa apa bu, sekolah yang penting belajar bukan jajan”
Ibu Fiqi : “Pinter”
Fiqi : “Yaudah bu berangkat” (salim)
Ibu Fiqi : “Tangan
ibu kotor bekas bikin sambel tadi”
Fiqi : “Emmpp,
yaudah berangkat”
Ibu Fiqi : “Tar
dulu nak, do’ain ya biar ibu bisa dapat uang dari ibu hadjah, buat bayaran
sekolah kamu”
Fiqi : “Pasti bu, Fiqi berangkat” (pergi)
(Fiqi pun pergi dengan santai ke sekolah, pada saat dijalan
fiqi bertemu dua orang temannya yang selalu mengejeknya itu)
Reza : “Eh
gembel, masih aja jalan kaki” (melewati fiqi dengan membawa motor)
Fiqi :
(mengabaikannya orang tersebut seperti angin yang lewat)
Zen : “Dah
jangan ngurusin dia tar kita telat lagi dia kan jalannya lama, hahaha”
(mengejeknya)
Reza : (ngegas
motornya, ngoong ngoooong ngooooooong)
(Fiqi tetap berjalan walau di ejek kedua temannya itu,
sampai di sekolah fiqi pun telat 5 menit)
Fiqi : (melihat
jam tangan) “Dah jam 7 lewat 5”
(Sampai di kelas)
Fiqi : “Assalamualaikum”
(mengetuk pintu)
Bu Guru : “Wa
alaikum salam, masuk”
Siswa2x : “Hahaha”
(menertawakan fiqi yang telat)
Yoga : “Kalian bisa diem ga” (membela)
Bu Guru : “Yaudah
duduk fiqi” (melihat fiqi dengan hati yang kasihan)
(Pelajaran berlangsung 2 jam)
Bu Guru : “Anak
anak bahwa jam pelajaran ke 2 kosong”
Siswa2x : “Horeeee”
(senang)
Bu Guru : “Heee,
bukannya kosong kalian semuanya bersih bersih kelas untuk UAS besok”
Siswa2x : “Yaaaahhhhh”
(malas)
Reza :
“Bu tapi yang nyapu cewek ya!”
Bu Guru : “Iya laki laki mengangkat bangku, perempuan
yang nyapu, ngertiii” (tegas)
Siswa2x : “Ngerti Buuuuu”
(Semua siswa kerja bakti untuk membersihkan kelasnya yang
akan dia adakan UAS Senin besok)
Ida : “Sapunya
ga ada lagi ya bu”
Bu Guru : “Di
kantor da, ada”
Ida : (pergi
ke kantor) “Pak pinjam sapu”
KepSek : “Ambil
da, oh iya ida sini dulu”
Ida : “Apa pak” (mendekati kepala sekolah)
KepSek : “Tolong panggilkan fiqi ya!”
Ida : “Baik pa.” (pergi ke kelas) “Fiq dipanggil
kepala sekolah di kantor”
Fiqi : “Ane
da”
Ida : “Iya
fiqi”
Fiqi : (menuju
ke kantor) “Bapak manggil saya”
KepSek : “Iya
sini fiq, ada yang mau saya sampaikan”
Fiqi : “Iya”
(duduk)
KepSek : “Fiq
bapak mau nanya tentang administrasi, emmp fiqi belum bayar spp 6 bulan, belum
bayar buku lks dua semester, dan belum bayar ujian sekolah, jadi gimana nih
fiq, bisa bisa kamu tidak mengikuti ujian kecuali orang tua kamu datang ke
sekolah” (Tanya dengan jelas)
Fiqi : (menelan
ludah) “Insya ALLAH pak, hari senin saya usahakan untuk dapat uang”
KepSek : “Kamu anak
yatim ya”
Fiqi : “Iya
pak”
KepSek : “BOS
memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi pada administrasi selanjutnya untuk
kelas tiga, kamu kan kelas dua dapat beasiswa yang ke tiga nih, lalu sudah untuk
membayar spp 6 bulan yang lalu, jadi sisa administarasi kamu yang belum
terselesaikan itu berjumlah 1.500.000.-
Fiqi : “Iya
pak saya usahain besok hari senin saya lunaskan”
KepSek : “Ya fiq
bukannya bapa menyindir fiqi tapi sekolah ini butuh biaya, ya sudah ini BON
kamu berikan pada ibumu ya” (memberikan BONnya)
Fiqi : “Iya
pak”
KepSek : “Ya sudah,
kamu boleh kembali ke kelas, jangan lupa belajar ya”
Fiqi : “Iya
pak” (kembali ke kelas dengan hati yang bingung)
Yoga : “Abis
ngapain fiq?”
Fiqi : “Ini yog
ane masih punya hutang”
Yoga : “Empp tar
kita pulang bareng, ane ga bawa motor kita jalan”
Fiqi : “Boleh”
(kembali membersihkan kelas)
Bu Guru : (datang ke kelas) “Ya anak anak, cukup bersih
kelas kita sekarang semuanya boleh pulang”
Yoga : “Bu besok
senin masuk pagi kan?”
Bu Guru : “Ya semuanya pagi”
(Semua siswa dan siswi pulang sekolah, tepat pukul 10:00
Fiqi dan Yoga pulang bersama)
Yoga : “Fiq ente
besok senin gimana tuh klo belum lunas begitu?” (berjalan sambil mengobrol)
Fiqi : “Kata
kepala sekolah hari senin ibu ane suruh ke sekolah”
Yoga : “Yang
penting bisa ikut ulangankan”
Fiqi : “Moga
aja bisa”
Yoga : “Untung
ane dah lunas semua sih, sabar ya fiq”
Fiqi : “Tar ane
mau jual sepeda kesayangan ane aja dah”
Yoga : “Oh yang
fixie itu, kanapa ga dibawa sekolah fiq”
Fiqi : “Ga itu
mah kalo mau ke pasar aja, klo sekolah mah meningan jalan pagi pagi sehat itung
itung olahraga”
Yoga : “Sayang
fiq itu mah bagus”
Fiqi : “Iya sih
pemberian ayah ane pas dapet rangking tiga, Tapi lebih pentingan sekolah”
Yoga : “Nah benar
itu fiq, inget chairul tanjung ga, dia itu dulunya anak susah tau, tapi
sekarang dia orang ketiga terkaya di Indonesia, kenapa?, karena dia lebih
utamakan pendidikan”
Fiqi : “Kalo
kaya gitu patut kita contoh yog”
Yoga : “Benar itu, nah fiq
dah sampe rumah ente” (sampai di rumah fiqi)
Fiqi : “Mampir
dulu ga yog”
Yoga : “Ga usah
makasih” (salaman) “Assalamu’alaikum”
Fiqi : “Wa ‘alakum
salam, hati hati yog” (membuka pintu rumah) “Assalamu’alaikum, ibuuu ibuuuu”
(memanggil ibu) “ga ada, mungkin ke rumah bu hadjah kali.” (membuka sepatu dan
menaruh tas lalu mengganti baju)
(Fiqi Mengganti baju lalu fiqi makan, sedangkan ibunya pergi
ke rumah bu hadjah untuk meminjam uang)
Ibu Hadjah : “Minjem minjem ga ada!” (menolak pinjaman ibu
fiqi)
Ibu Fiqi : “Tapi
Bu Hadjah ini penting buat bayaran sekolah fiqi, mohon lah bu hadjah nanti
kalau ada uang, saya ganti” (memohon)
Ibu Hadjah : “Kan saya bilang ga ada, utang kamu aja yang
500 ribu aja ga dibayar, sekarang malah mau minjem 1 juta”
Ibu Fiqi : “Ya
udah kalo emang bu hadjah ga punya, makasih” (perasaan sedih)
Ibu Hadjah : “Yaa” (pergi masuk ke dalam)
(Ibu fiqi tidak mendapatkan uang dari ibu hadjah lalu ibu
fiqi bingung mau membayar administrasi sekolah dengan apa, dan ibu fiqi menuju
pulang)
Ibu Fiqi : “Assalamualaikum”
(masuk ke rumah)
Fiqi : “Wa’alaikum
salam, bu gimana?”
Ibu Fiqi : (duduk
di kursi) “Ga dapet fiq, jadi gimana lagi kamu besok”
Fiqi : “Fiqi
jual sepeda pemberian ayah aja dah bu”
Ibu Fiqi : “Tapi
sayang fiq nanti klo mau ke pasar gimana?”
Fiqi : “Tapi
lebih penting sekolah bu, fiqi masih bisa jalan ko kalo ke pasar mah, oh iya bu
ini BON dari kepala sekolah” (memberikan BON kepada ibunya)
Ibu Fiqi : (kaget)
“Mahal amat fiq ampe satu juta lima ratus”
Fiqi : “Iya
bu itu semua bersih dari 6 bulan spp, buku lks 2 semester, sama ujian sekolah”
Ibu Fiqi : “Kamu
mau kemana fiq?”
Fiqi : (membawa
sepeda) “Mau jual di pasar”
Ibu Fiqi : “Kamu
dah makan belum?”
Fiqi : “Sudah
bu, dah fiqi pergi” (salim)
Ibu Fiqi : “Jualnya
jangan terlalu murah ya”
Fiqi : “Iya”
(pergi menuju ke pasar)
(Ketika jalan ke pasar fiqi bertemu dengan reza dan zen yang
sedang merokok di tepi jalan)
Reza : “Eh liat
orang gembel itu” (mengejek)
Zen : “Woy
fiq lu ngapain nuntun sepeda?”
Fiqi : “Mau
dijual”
Zen : “Mau
dijual, mana laku sepeda jelek begitu” (membanting rokok yang sudah habis)
Reza : “Iya
sepeda gitu pantesnya jual di rongsokan hahaha"
Fiqi : (sabar
dan pergi)
Reza : “Eh eh eh
lu mau kemana” (memegang sepeda fiqi)
Fiqi : “Lu mau ngapain sih lepas” (kesal)
Zen : “Ih ih ih songong”
Reza : “Berani
lu”
Fiqi : “Awas
gua mau pergi" (mendorong reza dengan amat kesal)
Reza : "Ngajakin berantem" (buk buk
buk memukuli fiqi) “Rasain luh”
Zen : “Hahaha
segitu doang kesakitan”
Orang Kaya : “Hai haeih” (meneriaki reza dangan zen dan keluar dari mobil)
Reza : “zen
orang zen kabur” (kabur)
Zen : “Kabuuur”
(berlari dengan cepat)
Orang Kaya : “Kamu ga apa apa dek?”
Fiqi : “Ga
apa apa Pak” (merasakan sakit)
Orang Kaya : “Kamu mau kemana”
Fiqi :
“Mau jual sepeda Pak”
Orang kaya : “Kebetulan saya sedang mencari sepeda untuk
lomba sepeda gunung untuk anak saya, kayanya sepedanya cakep dek, dijual
berapa?”
Fiqi : “1.500.000, Pak”
Orang kaya : “Mahal amat sih” (mensurvei fiqi) “emang kamu uang sebesar untuk apa?”
Fiqi : “Untuk
bayaran sekolah, karena kalau saya tidak bayaran saya akan tidak bisa mengikuti
ulangan nanti senin”
Orang Kaya : “Lalu dimana rumah kamu?”
Fiqi : “Dekat
lurus belok kiri lurus belok kanan”
Orang Kaya : “Bapak kamu kerja apa”
Fiqi : “Bapak
saya sudah meninggal pak” (menunduk)
Orang Kaya : “Inna lillahi, ibu kamu masih ada?”
Fiqi : “Masih
pak tapi sekarang membuat usaha jahit”
Orang Kaya : “Emmmp, kita duduk dulu yuk di disini”
(mengajak duduk)
Fiqi : “Oh
iya pak” (duduk)
Orang Kaya : "Nama kamu siapa?"
Fiqi : "Fiqi pak"
Orang Kaya : "Kelas berapa?"
Fiqi : "Kelas 2 SMK"
Orang Kaya : "Ngambil jurusan apa?"
Orang Kaya : "Jurusan Farmasi Pak"
Orang Kaya : "Nama kamu siapa?"
Fiqi : "Fiqi pak"
Orang Kaya : "Kelas berapa?"
Fiqi : "Kelas 2 SMK"
Orang Kaya : "Ngambil jurusan apa?"
Orang Kaya : "Jurusan Farmasi Pak"
Orang Kaya : “Cita cita kamu mau jadi apa”
Fiqi : “Dokter
pak”
Orang Kaya : “Kenapa kamu ingin memilih menjadi dokter”
Fiqi : “Saya ingin membuat semua masyarakat menjadi sehat pak”
Orang Kaya : “Subhanallah,
niat yang mulia, sebentar” (mengambil mobil yang terparkir di ujung jalan)
Fiqi : “Ya Allah semoga orang ini bisa membantu
fiqi” (berharap)
Orang Kaya : (membawa mobil dan mendekati fiqi lalu membuka
pintu) “Fiqi sini” (memanggil fiqi)
Fiqi :
“Iya pak”
Orang Kaya : “Ini ada
uang untuk kamu” (memberikan amplop coklat yang berisi uang)
Fiqi :
(membuka amplop) “Waaaaah” (kaget) “Ini buat fiqi semua pak?”
Orang Kaya : “Iya itu ada 10 juta untuk kamu anggap aja
sedekah, ayo taruh sepedanya dibagasi belakang”
Fiqi : “Baik” (Menaruh sepeda di bagasi
belakang) “Sudah pak”
Orang Kaya : “Udah ya fiq bapak pulang dulu”
Fiqi :
“Iya pak makasih hati hati”
(Orang kaya itu pun pulang dan fiqi pulang dengan hati yang
gembira)
Fiqi :
“Ibuuu ibuuu ibuuuuu” (memanggil dengan senang)
Ibu Fiqi : "Iya fiq ibu di dapur"
Fiqi : “Bu sepeda fiqi laku bu di beli sama orang kaya, nih bu” (memberikan amplop coklat)
Ibu Fiqi : "Iya fiq ibu di dapur"
Fiqi : “Bu sepeda fiqi laku bu di beli sama orang kaya, nih bu” (memberikan amplop coklat)
Ibu Fiqi : “Wahh
subhanalllah” (kagum) “Fiq ini uang asli”
Fiqi :
“Asli lah bu”
Ibu Fiqi : “Ini
gimana ceritanya fiq” (senang)
Fiqi :
“Ceritanya panjang Sholat dzhur dulu lah”
Ibu Fiqi :
“Ya Sudah Alhamdulillah”
Epilog : (Akhirnya fiqi mendapatkan uang untuk membayar
sekolah dan membayar hutang ibunya serta untuk membangun sebuah usaha ibunya.
Maka dari itu janganlah kalian berputus asa karena sebab ekonomi berusaha dan berdo’a lah, INSYA ALLAH kalau kalian usaha
ALLAH pasti memberikan yang terbaik. Demikian drama ini semoga menjadi
inspirasi kita semua. Saya adit mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
maupun dialog)
Sekian
Terima Kaasiih :) :) :)
Wassalamualaikum Wr Wb
-----------0-----------
Tokoh Utama : Fiqi
Tokoh Sampingan : Ibu Fiqi, Reza, Zen, Yoga, Bu Guru, KepSek, Dan Ida
Tokoh Pembantu : Ibu Hadjah, Dan Orang Kaya
Latar Tempat : Rumah Fiqi, Sekolah, Dan Jalanan
Latar Waktu : Pagi hari Kemudian Siang
Latar Suasana : Gembira Riang
Alur : Memuncak
Akhir Cerita : Happy Ending