Saturday, May 3, 2014

Drama Sekolah | Kisah Fiqi Dengan Sepeda

Gambar Hanya Ilustrasi

Assalamualaikum Wr Wb
Saya adit ingin memberikan sebuah cuplikan drrraaammmaaa yang menggambarkan seseorang siswa ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak mempunyai uang, sampai sampai ia menjual sepedanya kesayangannya.

Prolog : (Pada hari Sabtu, pukul 06:00 Pagi yang cerah untuk fiqi pergi berangkat ke sekolah swasta yang tidak jauh dari rumahnya , pada saat disekolah fiqi selalu di ejek temannya karena anak yang susah, emang sih fiqi itu seorang anak yatim tidak mempunyai bapak, tetapi ada satu temannya yang setia bernama yoga.  Pada hari itu adalah hari sebelum UAS dilaksanakan, jadi bisa bisa pihak sekolah membutuhkan dana yang besar dari siswa. Apakah fiqi dapat membayar administrasi sekolah atau apakah fiqi tidak dapat membayar administrasinya sehingga tidak bisa ikut ulangan)
(Kita Lihat Cuplikannya)
Fiqi           : “Ibu fiqi berangkat” (bersiap siap untuk berangkat)
Ibu Fiqi    : “Ya anakku hati hati ya, tapi ibu tidak bisa memberikan uang saku”
Fiqi           : “Ga apa apa bu, sekolah yang penting belajar bukan jajan”
Ibu Fiqi    : “Pinter”
Fiqi           : “Yaudah bu berangkat” (salim)
Ibu Fiqi    : “Tangan ibu kotor bekas bikin sambel tadi”
Fiqi           : “Emmpp, yaudah berangkat”
Ibu Fiqi    : “Tar dulu nak, do’ain ya biar ibu bisa dapat uang dari ibu hadjah, buat bayaran sekolah kamu”
Fiqi           : “Pasti bu, Fiqi berangkat”   (pergi)
(Fiqi pun pergi dengan santai ke sekolah, pada saat dijalan fiqi bertemu dua orang temannya yang selalu mengejeknya itu)
Reza         : “Eh gembel, masih aja jalan kaki” (melewati fiqi dengan membawa motor)
Fiqi           : (mengabaikannya orang tersebut seperti angin yang lewat)
Zen           : “Dah jangan ngurusin dia tar kita telat lagi dia kan jalannya lama, hahaha” (mengejeknya)
Reza         : (ngegas motornya, ngoong ngoooong ngooooooong)
(Fiqi tetap berjalan walau di ejek kedua temannya itu, sampai di sekolah fiqi pun telat 5 menit)
Fiqi          : (melihat jam tangan) “Dah jam 7 lewat 5”
(Sampai di kelas)
Fiqi              : “Assalamualaikum” (mengetuk pintu)
Bu Guru      : “Wa alaikum salam, masuk”
Siswa2x       : “Hahaha” (menertawakan fiqi yang telat)
Yoga            : “Kalian bisa diem ga” (membela)
Bu Guru      : “Yaudah duduk fiqi” (melihat fiqi dengan hati yang kasihan)
(Pelajaran berlangsung 2 jam)
Bu Guru      : “Anak anak bahwa jam pelajaran ke 2 kosong”
Siswa2x       : “Horeeee” (senang)
Bu Guru      : “Heee, bukannya kosong kalian semuanya bersih bersih kelas untuk UAS besok”
Siswa2x       : “Yaaaahhhhh” (malas)
Reza            : “Bu tapi yang nyapu cewek ya!”
Bu Guru      : “Iya laki laki mengangkat bangku, perempuan yang nyapu, ngertiii” (tegas)
Siswa2x       : “Ngerti Buuuuu”
(Semua siswa kerja bakti untuk membersihkan kelasnya yang akan dia adakan UAS Senin besok)
Ida               : “Sapunya ga ada lagi ya bu”
Bu Guru     : “Di kantor da, ada”
Ida              : (pergi ke kantor) “Pak pinjam sapu”
KepSek      : “Ambil da, oh iya ida sini dulu”
Ida              : “Apa pak” (mendekati kepala sekolah)
KepSek      : “Tolong panggilkan fiqi ya!”
Ida              : “Baik pa.” (pergi ke kelas) “Fiq dipanggil kepala sekolah di kantor”
Fiqi             : “Ane da”
Ida             : “Iya fiqi”
Fiqi             : (menuju ke kantor) “Bapak manggil saya”
KepSek      : “Iya sini fiq, ada yang mau saya sampaikan”
Fiqi            : “Iya” (duduk)
KepSek     : “Fiq bapak mau nanya tentang administrasi, emmp fiqi belum bayar spp 6 bulan, belum bayar buku lks dua semester, dan belum bayar ujian sekolah, jadi gimana nih fiq, bisa bisa kamu tidak mengikuti ujian kecuali orang tua kamu datang ke sekolah” (Tanya dengan jelas)
Fiqi           : (menelan ludah) “Insya ALLAH pak, hari senin saya usahakan untuk dapat uang”
KepSek    : “Kamu anak yatim ya”
Fiqi           : “Iya pak”
KepSek    : “BOS memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi pada administrasi selanjutnya untuk kelas tiga, kamu kan kelas dua dapat beasiswa yang ke tiga nih, lalu sudah untuk membayar spp 6 bulan yang lalu, jadi sisa administarasi kamu yang belum terselesaikan itu berjumlah 1.500.000.-
Fiqi          : “Iya pak saya usahain besok hari senin saya lunaskan”
KepSek  : “Ya fiq bukannya bapa menyindir fiqi tapi sekolah ini butuh biaya, ya sudah ini BON kamu berikan pada ibumu ya” (memberikan BONnya)
Fiqi         : “Iya pak”
KepSek  : “Ya sudah, kamu boleh kembali ke kelas, jangan lupa belajar ya”
Fiqi         : “Iya pak” (kembali ke kelas dengan hati yang bingung)
Yoga       : “Abis ngapain fiq?”
Fiqi         : “Ini yog ane masih punya hutang”
Yoga       : “Empp tar kita pulang bareng, ane ga bawa motor kita jalan”
Fiqi         : “Boleh” (kembali membersihkan kelas)
Bu Guru : (datang ke kelas) “Ya anak anak, cukup bersih kelas kita sekarang semuanya boleh pulang”
Yoga       : “Bu besok senin masuk pagi kan?”
Bu Guru : “Ya semuanya pagi”
(Semua siswa dan siswi pulang sekolah, tepat pukul 10:00 Fiqi dan Yoga pulang bersama)
Yoga       : “Fiq ente besok senin gimana tuh klo belum lunas begitu?” (berjalan sambil mengobrol)
Fiqi         : “Kata kepala sekolah hari senin ibu ane suruh ke sekolah”
Yoga       : “Yang penting bisa ikut ulangankan”
Fiqi         : “Moga aja bisa”
Yoga      : “Untung ane dah lunas semua sih, sabar ya fiq”
Fiqi        : “Tar ane mau jual sepeda kesayangan ane aja dah”
Yoga      : “Oh yang fixie itu, kanapa ga dibawa sekolah fiq”
Fiqi        : “Ga itu mah kalo mau ke pasar aja, klo sekolah mah meningan jalan pagi pagi sehat itung itung olahraga”
Yoga      : “Sayang fiq itu mah bagus”
Fiqi        : “Iya sih pemberian ayah ane pas dapet rangking tiga, Tapi lebih pentingan sekolah”
Yoga      : “Nah benar itu fiq, inget chairul tanjung ga,  dia itu dulunya anak susah tau, tapi sekarang dia orang ketiga terkaya di Indonesia, kenapa?, karena dia lebih utamakan pendidikan”
Fiqi        : “Kalo kaya gitu patut kita contoh yog”
Yoga      : “Benar itu, nah fiq dah sampe  rumah ente” (sampai di rumah fiqi)
Fiqi        : “Mampir dulu ga yog”
Yoga      : “Ga usah makasih” (salaman) “Assalamu’alaikum”
Fiqi        : “Wa ‘alakum salam, hati hati yog” (membuka pintu rumah) “Assalamu’alaikum, ibuuu ibuuuu” (memanggil ibu) “ga ada, mungkin ke rumah bu hadjah kali.” (membuka sepatu dan menaruh tas lalu mengganti baju)
(Fiqi Mengganti baju lalu fiqi makan, sedangkan ibunya pergi ke rumah bu hadjah untuk meminjam uang)
Ibu Hadjah   : “Minjem minjem ga ada!” (menolak pinjaman ibu fiqi)
Ibu Fiqi        : “Tapi Bu Hadjah ini penting buat bayaran sekolah fiqi, mohon lah bu hadjah nanti kalau ada uang, saya ganti” (memohon)
Ibu Hadjah : “Kan saya bilang ga ada, utang kamu aja yang 500 ribu aja ga dibayar, sekarang malah mau minjem 1 juta”
Ibu Fiqi       : “Ya udah kalo emang bu hadjah ga punya, makasih” (perasaan sedih)
Ibu Hadjah : “Yaa” (pergi masuk ke dalam)
(Ibu fiqi tidak mendapatkan uang dari ibu hadjah lalu ibu fiqi bingung mau membayar administrasi sekolah dengan apa, dan ibu fiqi menuju pulang)
Ibu Fiqi       : “Assalamualaikum” (masuk ke rumah)
Fiqi            : “Wa’alaikum salam, bu gimana?”
Ibu Fiqi     : (duduk di kursi) “Ga dapet fiq, jadi gimana lagi kamu besok”
Fiqi            : “Fiqi jual sepeda pemberian ayah aja dah bu”
Ibu Fiqi     : “Tapi sayang fiq nanti klo mau ke pasar gimana?”
Fiqi            : “Tapi lebih penting sekolah bu, fiqi masih bisa jalan ko kalo ke pasar mah, oh iya bu ini BON dari kepala sekolah” (memberikan BON kepada ibunya)
Ibu Fiqi     : (kaget) “Mahal amat fiq ampe satu juta lima ratus”
Fiqi           : “Iya bu itu semua bersih dari 6 bulan spp, buku lks 2 semester, sama ujian sekolah”
Ibu Fiqi    : “Kamu mau kemana fiq?”
Fiqi           : (membawa sepeda) “Mau jual di pasar”
Ibu Fiqi    : “Kamu dah makan belum?”
Fiqi           : “Sudah bu, dah fiqi pergi” (salim)
Ibu Fiqi    : “Jualnya jangan terlalu murah ya”
Fiqi           : “Iya” (pergi menuju ke pasar)
(Ketika jalan ke pasar fiqi bertemu dengan reza dan zen yang sedang merokok di tepi jalan)
Reza        : “Eh liat orang gembel itu” (mengejek)
Zen          : “Woy fiq lu ngapain nuntun sepeda?”
Fiqi          : “Mau dijual”
Zen         : “Mau dijual, mana laku sepeda jelek begitu” (membanting rokok yang sudah habis)
Reza       : “Iya sepeda gitu pantesnya jual di rongsokan hahaha"
Fiqi         : (sabar dan pergi)
Reza       : “Eh eh eh lu mau kemana” (memegang sepeda fiqi)
Fiqi         : “Lu mau ngapain sih lepas” (kesal)
Zen         : “Ih ih ih songong”
Reza       : “Berani lu”
Fiqi         : “Awas gua mau pergi" (mendorong reza dengan amat kesal)
Reza      : "Ngajakin berantem" (buk buk buk memukuli fiqi) “Rasain luh”
Zen        : “Hahaha segitu doang kesakitan”
Orang Kaya : “Hai haeih” (meneriaki reza dangan zen dan keluar dari mobil)
Reza             : “zen orang zen kabur” (kabur)
Zen               : “Kabuuur” (berlari dengan cepat)
Orang Kaya : “Kamu ga apa apa dek?”
Fiqi               : “Ga apa apa Pak” (merasakan sakit)
Orang Kaya : “Kamu mau kemana”
Fiqi               : “Mau jual sepeda Pak”
Orang kaya : “Kebetulan saya sedang mencari sepeda untuk lomba sepeda gunung untuk anak saya, kayanya sepedanya cakep dek, dijual berapa?”
Fiqi               : “1.500.000, Pak”
Orang kaya : “Mahal amat sih” (mensurvei fiqi)  “emang kamu uang sebesar untuk apa?”
Fiqi               : “Untuk bayaran sekolah, karena kalau saya tidak bayaran saya akan tidak bisa mengikuti ulangan nanti senin”
Orang Kaya : “Lalu dimana rumah kamu?”
Fiqi               : “Dekat lurus belok kiri lurus belok kanan”
Orang Kaya : “Bapak kamu kerja apa”
Fiqi               : “Bapak saya sudah meninggal pak” (menunduk)
Orang Kaya : “Inna lillahi, ibu kamu masih ada?”
Fiqi               : “Masih pak tapi sekarang membuat usaha jahit”
Orang Kaya : “Emmmp, kita duduk dulu yuk di disini” (mengajak duduk)
Fiqi               : “Oh iya pak” (duduk)
Orang Kaya  : "Nama kamu siapa?"
Fiqi               : "Fiqi pak"
Orang Kaya : "Kelas berapa?"
Fiqi              : "Kelas 2 SMK"
Orang Kaya : "Ngambil jurusan apa?"
Orang Kaya : "Jurusan Farmasi Pak"
Orang Kaya : “Cita cita kamu mau jadi apa”
Fiqi               : “Dokter pak”
Orang Kaya : “Kenapa kamu ingin memilih menjadi dokter”
Fiqi               : “Saya ingin membuat semua masyarakat menjadi sehat pak”
Orang Kaya  : “Subhanallah, niat yang mulia, sebentar” (mengambil mobil yang terparkir di ujung jalan)
Fiqi               : “Ya Allah semoga orang ini bisa membantu fiqi” (berharap)


Orang Kaya  : (membawa mobil dan mendekati fiqi lalu membuka pintu) “Fiqi sini” (memanggil fiqi)
Fiqi               : “Iya pak”
Orang Kaya  : “Ini ada uang untuk kamu” (memberikan amplop coklat yang berisi uang)
Fiqi               : (membuka amplop) “Waaaaah” (kaget) “Ini buat fiqi semua pak?”
Orang Kaya : “Iya itu ada 10 juta untuk kamu anggap aja sedekah, ayo taruh sepedanya dibagasi belakang”
Fiqi               : “Baik” (Menaruh sepeda di bagasi belakang) “Sudah pak”
Orang Kaya : “Udah ya fiq bapak pulang dulu”
Fiqi               : “Iya pak makasih hati hati”
(Orang kaya itu pun pulang dan fiqi pulang dengan hati yang gembira)
Fiqi              : “Ibuuu ibuuu ibuuuuu” (memanggil dengan senang)
Ibu Fiqi        : "Iya fiq ibu di dapur"
Fiqi              : “Bu sepeda fiqi laku bu di beli sama orang kaya, nih bu” (memberikan amplop coklat)
Ibu Fiqi        : “Wahh subhanalllah” (kagum) “Fiq ini uang asli”
Fiqi              : “Asli lah bu”
Ibu Fiqi       : “Ini gimana ceritanya fiq” (senang)
Fiqi              : “Ceritanya panjang Sholat dzhur dulu lah”
Ibu Fiqi       : “Ya Sudah Alhamdulillah”
Epilog : (Akhirnya fiqi mendapatkan uang untuk membayar sekolah dan membayar hutang ibunya serta untuk membangun sebuah usaha ibunya. Maka dari itu janganlah kalian berputus asa karena sebab ekonomi berusaha dan berdo’a lah, INSYA ALLAH kalau kalian usaha ALLAH pasti memberikan yang terbaik. Demikian drama ini semoga menjadi inspirasi kita semua. Saya adit mengucapkan terima kasih dan mohon  maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun dialog)
Sekian
Terima Kaasiih :) :) :)
Wassalamualaikum Wr Wb

 -----------0-----------

Tokoh Utama        : Fiqi
Tokoh Sampingan : Ibu Fiqi, Reza, Zen, Yoga, Bu Guru, KepSek, Dan Ida
Tokoh Pembantu   : Ibu Hadjah, Dan Orang Kaya
Latar Tempat        : Rumah Fiqi, Sekolah, Dan Jalanan
Latar Waktu         : Pagi hari Kemudian Siang
Latar Suasana      : Gembira Riang
Alur                     : Memuncak
Akhir Cerita         : Happy Ending 
Disqus Comments