Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".
Konsep pemasaran
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.
Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).
Tiga unsur konsep pemasaran:
- Orientasi pada Konsumen
- Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
- Kepuasan Konsumen
Anda pasti tahu kan logo huruf “H” yang kokoh
yang biasanya tertempel di mobil atau sepeda motor. Yup, itu adalah logo dari
Honda Motor Company. Anda tahu tidak siapa yang menciptakan dan mendirikan
perusahaan tersebut? Yang mendirikan adalah seorang anak miskin, bodoh
sekolahnya dan lemah fisiknya. Dialah Soichiro Honda.
Saat berumur 12 tahun Honda telah berhasil
menciptakan karyanya yang pertama yaitu sepeda angin dengan rem kaki. Pada umur
15 tahun Honda pidah ke kota. Ia kemudian bekerja di Hart Sokhai Company. Disana ia begitu cekatan
menyelesaikan pekerjaannya. Bos nya yang bernama Saka Kibara sangat senang
melihat prestasi Honda dalam bekerja.
Soichiro Honda sangatlah teliti. Ia sangat
peka terhadap suara mesin. Setiap oli yang bocor tidak pernah luput dari
pengamatannya. Selama enam tahun Honda mengabdi pada perusahaannya, akhirnya
suatu hari bosnya memanggilnya dan menawarinya untuk membuka cabang di
Hamamatsu daerah asal Soichiro Honda. Mendengar hal itu Honda sangat senang
sekali dan langsung menerima tawarannya.
Soichiro Honda |
Saat bekerja di cabang Hamamatsu, Honda
selalu bisa menyelesaikan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh orang
lain. Prestasi kerjanya juga semakin membaik. Tak perduli walau ia harus
bekerja dari pagi sampai larut malam. Ia tetap berkkonsentrasi dan
menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.
Suatu hari ia melihat bahwa rujji-ruji mobil
yang saat itu terbuat dari kayu sangat sulit meredam goncangan. Akhirnya ia
mengusulkan agar mengganti ruji kayu menjadi ruji besi. Honda kemudian menjual
idenya itu dan ruji-ruji besinya laku keras bahkan hingga diekspor ke seluruh
dunia. Saat itu usianya adalah 30 tahun dan ia menandatangani hak patennya yang
pertama.
Perlu diketahui, Honda bukanlah anak yang
beruntung disekolahnya. Nilai-nilai
sekolahnya sangatlah buruk. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi
saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,”
tuturnya. Honda juga selalu gagal menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Namun ia
tetap optimis dan selalu membangun mimpi-mimpi suksesnya.
Fisik Soichiro Honda juga sangat
lemah dan wajahnya tidak tampan bahkan termasuk jelek. Ia sering rendah diri
dan menghindar dari pergaulan. Oleh karena itu ia sering menghabiskan waktunya
untuk mempelajari mesin daripada bermain dengan temannya.
Setelah sukses dengan bisnis ruji
besinya dan mendapat cukup modal, Honda memilih keluar dari pekerjaanya dan
mulai mendirikan pabrik sendiri. Honda kemudian berfikir, kira-kira produk apa
yang harus dihasilkannya. Honda akhirnya memutuskan membuat Ring Pinston.
Tahun 1938 Honda mulai
memproduksi ring pinston. Ia kemudian menawarkan hasil karyanya ke Toyota,
namun ditolak oleh Toyota karena ring buatannya kurang lentur. Honda pun sempat
drop karena penolakan itu karena itu harapan satu-satunya dalam memasarkan
produknya.
Honda sudah keluar dari
perusahaannya dan uangnya juga sudah ia buat untuk mendanai produksi ring
pinstonnya. Honda sempat sakit mengalami hal ini. Teman-temannya di
perusahaannya bekerja dahulu menyayangkan keputusan Honda untuk keluar dari
pekerjaannya.
Dua bulan Honda terpuruk namun
kemudian ia bangkit lagi. Ia kemudian mengikuti kuliah lagi dan ingin mencari
solusi dari ring pinstonnya. Pagi ia kuliah dan siang ia mempraktekkan hasil
kuliahnya, namun akhirnya ia kecewa karena ternyata di perkuliahan bukannya langsung
diberikan jawaban yang ia inginkan malah dijejali teori-teori yang ia tidak
terlalu butuhkan. “Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,
melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,”
begitulah ia menyimpulkan hasil perkuliahannya. Ia kemudian mendatangi rektornya
dan menyampaikan bahwa ia kuliah bukan mencari ijazah namun mencari ilmu dan
jawaban atas persoalan yang sedang dihadapinya. Akan tetapi rektornya
menganggap Honda sedang menghinanya, saat itu juga Honda sudah tidak mau lagi datang
kuliah.
Selain berkutat dengan mesin,
Honda juga sangat menggemari balap mobil. Dengan balap mobil ia juga belajar
tentang desain mesin mobil yang pas untuk kecepatan tinggi.
Kembali ke masalah pinston.
Setelah melakukan eksperimen berulang-ulang akhirnya Honda berhasil memperbaiki
rem pinstonnya dan akhirnya Toyota menerimanya. Saat Honda akan melakukan
produksi besar-besaran, Honda mengalami kesulitan dana. Pihak bank pemerintah
tidak bersedia memberikan dana karena saat itu pemerintah sedang fokus mendanai
perang. Akhirnya Honda berhasil menghimpun dana dari sekelompok orang.
Ternyata keberuntungan belum
dipihaknya. Pabrik yang didirikannya terbakar dua kali karena terkena perang.
Honda tidak patah semangat. Dengan sisa-sisa bahan yang ada, Honda kemudian
mengumpulkan karyawannya. Ia memerintahkan karyawannya untuk mengumpulkan sisa
kaleng bensol yang dibuang kapal Amerika. Ia gunakan itu untuk mendirikan
pabrik lagi.
Lagi-lagi musibah datang. Gempa bumi
dahsyat mengguncang Jepang dan pabriknya kembali hancur lebur. Akhirnya honda
memutuskan menjual pabrik pinstonnya ke Toyota. Kemudian ia mendirikan usaha
lain lagi dan semuanya tidak ada yang gemilang.
Pada tahun 1947, Jepang
mengakhiri perangnya. Saat itu kondisi perekonomian Jepang hancur lebur. Jepang
mengalami krisis pangan dan juga krisis bahan bakar. Honda tidak dapat menjual
satupun mobil buatannya. Hingga ia tidak mampu membeli makanan untuk
keluarganya.
Dalam kondisi ekonomi yang berada
di titik nadir inilah ia kemudian ingin berkeliling dengan menggunakan sepeda
angin, namun supaya tidak capek mengayuhnya, ia kemudian memasang motor kecil
di sepedanya sehingga dapat berjalan tanpa harus dikayuh dan sepedanya juga
mampu menempuh jarak yang lebih jauh dengan waktu tempuh lebih singkat dari
pada menggunakan sepeda angin biasa.
Inilah cikal-bakal sepeda motor Honda.
Tetangganya melihat Honda mengendarai sepeda yang dipasangi motor dan ingin
memesannya. Tak disangka-sangka pesanan datang begitu banyak sampai-sampai ia
kewalahan melayaninya.
Pesanan juga datang dari luar
negeri termasuk Indonesia. Sampai saat ini motor Honda banyak memadati jalanan
di seluruh dunia. Kesuksesan demi kesuksesan dicapai oleh Honda. Sampai
sekarang Honda terkenal dengan brand huruf “ H” tegaknya dan selalu menjadi
pemimpin pasar.
Bagi Soichiro Honda kesuksesannya
saat ini adalah hasil dari pembelajarannya saat gagal selalu menghampirinya
diwaktu lalu. “Lihatlah kegagalan saya, janganlah melihat keberhasilan saja.
Orang hanya melihat kesuksesan saya yang 1% tetapi tidak melihat kegagalan saya
yang 99%.” Begitu kata Soichiro Honda saat diwawancarai rahasia suksesnya.
Sampai saat ini Honda adalah
perusahaan otomotif yang sudah mendunia dan sellau memimpin pasar dan selalu
terdepan dalam membuat inovasi-inovasi.
Itulah biografi Soichiro Honda,
dari sini kita bisa melihat bahwa sukses itu adalah hak setiap orang, tak
perduli kegagalan apapun yang sudah dialaminya dan berapa kali ia mendapatkan
kegagalan itu, jika ia tetap terus
berusaha maka ia bakal mencapai suksesnya.
Berikut ini adalah kunci kesuksesan Honda :
1. Selalulah berambisi dan
berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat,
temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan
usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang
lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian
dan kerja sama.
Sumber :