Assalamualaikum Wr Wb
Kali ini adit ingin mengambarkan Drama yang menggambarkan seorang siswa yang tertidur
disekolahnya.
Prolog : (“Pagi hari yang cerah menyinari dunia, ayam
berkokok dengan merdu dan fajar mulai terbit berbenang - benang diufuk timur. Tetapi handika masih tertidur
karena ia habis menonton piala dunia sampai larut malam. Hari bersekolah mulai
dilaksanakan, apakah handika masih tertidur atau apakah handika bangun dan
sekolah dalam keadaan ngantuk.”)
(Kita Lihat Cuplikannya)
Ibu Handika : “Dika bangun dika” (mendorong punggung dika) “dika
dah pagi ini, masih tidur aja”
Handika : “Kroook
ngroook” (mengorok)
Ibu Handika : “Nih anak susah bener dibanguninnya”
(menyipratkan dengan air yang ada di teko)
Handika : “Hujan
bocor bocor” (mengigau)
Ibu Handika : “Liat dah jam berapa?” (menunjuk jam dinding)
Handika : “Hah”
(kaget) “Dah jam setengah tujuh” (mulai bangun)
Ibu Handika : “Cepet mandi sekarang” (menunjuk pintu kamar) “ibu
bangunin dari tadi ga bangun bangun” (tolak pinggang)
Handika : “Iya
bu” (berlari ke kamar mandi)
(10 menit kemudian)
Handika : “Bu
dah jam tujuh kurang dua puluh, dika berangkat langsung” (mengambil tas dan
sepatu)
Ibu Handika : “Lah buru buru amat” (menyiapkan sarapan)
Handika : “Soalnya
dika jadi pengatur upacara takutnya telat sampai sekolah, yaudah salim bu”
(salim lalu memakai sepatu)
Ibu Handika : “Lain kali tidur jangan malam malam, yaudah hati hati, nih” (memberikan uang saku)
Handika : “Iya
bu makasih ya, Assalamualaikum”
Ibu Handika : “Wa’alaikum salam” (pergi ke dapur)
(15 menit kemudian sampai disekolah, handika bergegas untuk
ke kelas dahulu)
Handika : “Hah
untung belum bel” (mempercepat langkahnya)
(sampai dikelas)
Zein : “Dika
ente jadi petugas kan?, ane jadi UUD lagi” (memegang naskah UUD)
Handika : “Iya
ane pengatur” (menaruh tas di bangku)
Sulamudin : “Eh
keluar, dah bel”
(bel berbunyi kriing kriiing kriiiing)
Mad : “Eh
semua turun, upacaraa” (menyuruh semuanya untuk turun)
Cahyadi : “Mad
pemimpin upacara apa pidato nih, hehehe, rapi banget” (memuji)
Mad : “Iya
lah pemimpin mah harus rapi” (menuju ke lapangan)
(upacara berlangsung lancar dan khitmad sekitar pukul 7:40
upacara hampir selesai)
Mad : “Lapor”
(hormat) “upacara selesai, laporan selesai”
Pembina : “Bubarkan”
Mad : “Siap
bubarkan”
(selesai upacara, semuanya kembali ke kelas masing masing)
Cahyadi : “Bagus
mad tadi suara ente lantang”
Mad : “Iya
lah pemimpin harus lantang, ya ga?”
Sulamudin : “Si zein
tadi baca UUD patah patah, ane do'a biasa aja”
Zein : “Ane
kagok”
Cahyadi : “Eh guru eh” (melihat guru)
(pelajaran berlangsung dimulai, 2 jam setengah kemudian pelajaran pertama dan keduapun selesai, bel
istirahat berbunyi kriiing kriiiing waktunya mereka istirahat)
Mad : “Di
istirahat”
Cahyadi : “Ane
puasa”
Mad : “Lu
puasa”
Cahyadi : “Puasa
rajab” (mengambil buku untuk dibaca)
Sulamudin : “ ke kantin ga?”
Zein : “Ayo”
Handika : “Ayo ane
laper banget nih, dari pagi belum makan” (menepuk nepuk perut)
Sulamudin : “Si cahyadi puasa?”
Cahyadi : “Iya,
ente duluan ke kantin, ane disini aja”
Mad : “Gw
traktir di mao ga?” (menguji)
Cahyadi : “Astaqfirullah
Al adzim” (sabar)
(Akhirnya mereka berempat ke kantin, ber berbunyi pertanda
istirahat sudah selesai, kriing kriiing.
Pelajaran ke tiga dimulai, sekitar 1 jam setengah pelajaran ketiga selesai dan ganti pelajaran ke 4, tapi sayang gurunya tidak masuk karena ada keperluan, dan menyuruh ketua kelas untuk memberikan tugas dari gurunya)
Pelajaran ke tiga dimulai, sekitar 1 jam setengah pelajaran ketiga selesai dan ganti pelajaran ke 4, tapi sayang gurunya tidak masuk karena ada keperluan, dan menyuruh ketua kelas untuk memberikan tugas dari gurunya)
Bahiyah : “Eh semua ada tugas buku paket halaman 123
sampai 124 bagian A dan B dibuku tulis, kumpulkan sekarang!” (lalu menulis di
papan tulis)
Mad : “Dikumpulin
ke siapa nih?”
Bahiyah : “Ke gua
lah” (menjawab)
Sulamudin: “Eh jangan berisik si dika tidur tuh”
Zein : “Haha”
(tertawa kecil) “biarin ane foto ah” (mengeluarkan hpnya)
Cahyadi : “Wah
parah dika tidur, dika dika” (memanggil dika)
(dika pun masih tertidur pulas)
Sulamudin : “Ngkong ngkong”
Zein : “Biarin
biarin ampe pulang”
Mad : “Yaudah
lu diem, berisik banget” (mengomelinnya)
(1 jam kemudian bel pulang berbunyi kriiing kriiing
kriiiiiiiing, dika pun masih tertidur di kelas)
Cahyadi : “Eh si
dika gimana belum bangun bangun?” (merapihkan bukunya)
Mad : “Gini
aja tar gua miscall hpnya, kan hp dia ada di kantong kan tar getar, terus pas dia bangun kelas dah
sepi”
Zein : “Dikaaa bangun” (membangunkannya)
Handika : “Aemmmp”
(hampir terbangun)
Sulamudin: “Wah bener bener udah kaya ngkong ngkong”
Mad : “Yaudah
semua kita pulang” (mengajak pulang)
(Semuannya pun pulang hanya dika masih tertidur dikelas dalam keadaan kelas sudah sepi)
Mad : “Nih
gw miscall nih” (memiscall hp dika)
Zein : “Ane
duluan ya”
Sulamudin : “Sama ane duluan mau bareng zein, bye di, mad”
Cahyadi : “Bye
hati hati zein, din, mad gimana si dika masih di dalem kelas”
Mad : “Dah
tuh, dia angkat tadi gw pengen miscall doang
jadi kena pulsa dah, yuk pulang di”
(mereka pun semua pulang, di halaman sekolah sudah sepi, lalu penjaga sekolah ingin mengunci gerbang dan dika mulai terbangun)
Handika : “Lah dah
sepi” (kaget) “Si mad langsung di putusin cuma miscall doang dia, wah pasti dia ngerjain gw ahh suwe”
(merapihkan bukunya) “Mana ane ditinggalin pada ga setia kawan semua”
(bergerutu sambil berjalan ke luar)
Penjaga Sekolah : “emp emp emp, sip gerbang dah dikonci,
tinggal pulang dah” (menstarter motor yang ada di luar gerbang)
Handika
: “Pak pak pak, (memanggil penjaga sekolah) “pak saya belum pulang
kenapa dah dikonci”
Penjaga Sekolah : “Lah kenapa kamu belum pulang, kamu tidur
ya” (tegur penjaga sekolah)
Handika
: “Iya pak saya ketiduran” (memelas)
Penjaga Sekolah : “Untung saya belum pulang, coba kalo dah
ngegas motor bisa bisa kamu manjat pager”
Handika
: “Manjat gimana pak orang diatas pager ada paku pakunya, tar bisa kena
paku saya, mana tinggi banget” (melihat gerbang yang tinggi)
Penjaga Sekolah : “yaudah keluar” (membukakannya)
Handika : “Makasih pak”
Penjaga Sekolah : “Ya gidah pulang” (mengunci kembali)
Epilog : (“Akhir
akhirnya si dika bisa pulang juga walau gerbang hampir dikunci oleh penjaga
sekolah, maka dari itu janganlah sekali kali anda tertidur disekolah, ada guru
maupun tidak ada guru karena nanti takutnya anda seperti dika, atau
anda pulang hanya membawa kekantukan bukannya ilmu.:) : ) ”)
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
Wassalamualaikum Wr Wb
Tokoh Utama : Handika
Tokoh Sampingan : Ibu Handika, Zein, Sulamudin, Mad, Cahyadi, Dan Bahiyah.
Tokoh Pembantu : Pembina Upacara Dan Penjaga Sekolah
Latar Tempat : Rumah Dika,Lapangan Upacara, Kelas, Dan Gerbang Sekolah
Latar Waktu : Pagi Hari Kemudian Siang Hari
Latar Suasana : Mengantuk
Alur : Memuncak
Akhir Cerita : Tragedy Ending Dan Mengesalkan