Thursday, January 30, 2014

Jurus Ampuh Masuk Syurga

Reuni merupakan momen indah yang banyak ditunggu. Setelah sekian lama tidak berjumpa, dipisahkan oleh jarak dan rutinitas baru, kita berkeinginan  untuk bertemu kembali dengan kawan lama dalam suasana gembira dan penuh nostalgia.

Kegiatan ini diselenggarakan bukan saja oleh mereka yang memiliki kesamaan sekolah, tapi seringkali dilakukan pula oleh paguyuban yang memiliki kesamaan keturunan, asal-usul daerah, atau kesamaan bentuk lainnya.

Meluasnya penggunaan teknologi informasi khususnya jejaring sosial yang mampu melacak keberadaan kawan lama telah ikut mendorong meningkatnya aktifitas reunian di berbagai kalangan. Suasana romantisme masa lalu telah membuat reuni menjadi peristiwa yang diharapkan. Bahkan diperjuangkan.

Bagi muslimin ada satu reuni yang memiliki nilai luar biasa, yaitu kesempatan bertemunya kembali keluarga besar seketurunan di tempat baru yang sangat menyenangkan di akhirat kelak.

Allah berfirman dalam QS Ar-Ra'd [13]: 22-24 yang artinya "Orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), yaitu Surga 'Adn yang mereka masuk kedalamnya bersama-sama orang yang saleh dari bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan anak-cucu mereka, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), 'salaamun alaikum bimaa shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). 'Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu"

Sayyid Quthb dalam "Tafsir Fi Zhilalil-Qur'an" menjelaskan peristiwa di atas  laksana  sebuah festival atau reuni dimana mereka saling bertemu, mengucapkan salam, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan dan menggembirakan serta penuh dengan penghormatan.

Kebersamaan di surga tersebut tentu tidak mudah untuk dicapai, karena dalam kisah yang dijelaskan Alquran banyak keturunan/keluarga yang tidak lagi bisa bertemu di akhirat, seperti: Nabi Nuh dengan putra dan istrinya, Asiyah yang solehah dengan suaminya (Firaun), dan Nabi Luth dengan istrinya. Namun bertemunya  keluarga besar di surga bukan pula sesuatu yang tidak mungkin.    

Allah menjelaskan dalam QS. Ar-Ra'd [13] : 18-21 kita bersama keluarga besar bisa bertemu di surga 'Adn, asal dapat memenuhi delapan syarat.

Pertama, memenuhi seruan Tuhannya Barang siapa yang patuh kepada Allah niscaya ia akan mendapatkan pembalasan yang sebaik-baiknya.

Kedua, memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian. Janji Allah disini mutlak, meliputi semua macam perjanjian. Janji terbesar yang menjadi pokok pangkal semua perjanjian ialah janji iman. Perjanjian untuk setia menunaikan segala konsekuensi iman.

Ketiga, menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan. Dalam hal ini taat secara paripurna, istiqomah yang berkesinabungan, dan berjalan di atas sunnah sesuai dengan  aturan-Nya dengan tidak menyimpang dan tidak berpaling.

Kempat, takut kepada Allah.  Takut kepada Allah dan takut kepada siksaan yang buruk dan menyedihkan pada hari pertemuan yang menakutkan.

Kelima, sabar.  Sabar atas semua beban perjanjian di atas (seperti beramal, berjihad, berdakwah, berijtihad), sabar dalam menghadapi kenikmatan dan kesusahan, dan sabar dalam menghadapi kebodohan dan kejahilan manusia yang sering menyesakkan hati.

Keenam,  mendirikan Shalat.   Ini termasuk juga  memenuhi janji dengan Allah. Shalat  ditonjolkan karena merupakan rukun pertama perjanjia ini, sekaligus menjadi lambang penghadapan  diri secara  tulus dan sempurna kepada Allah. Juga penghubungan yang jelas antara hamba dengan Tuhan, yang tulus dan suci.

Ketujuh,  Menginfakkan sebagian rezeki secara sembunyi atau terang-terangan.

Kedelapan, menolak kejahatan dengan kebaikan dalam pergaulan sehari-hari. Dalam hal ini diperintahkan membalas kejelekan dengan kebaikan apabila tindakan ini memang dapat menolak  kejahatan itu, bukan malah menjadikan yang bersangkutan semakin senang berbuat kejahatan.

Delapan syarat ini telah Allah jamin akan menghantarkan seseorang dapat berkumpul di surga 'Adn. Mereka mendapati tempat kesudahan yang baik. 

Di samping masuk surga, mereka juga dimuliakan  dengan bertemunya kembali  dengan orang-orang yang mereka cintai. Hal ini merupakan kelezatan lain yang mereka rasakan di dalam surga.  Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.


 Do'a Agar Bisa Masuk Syurga
 Ustaz, setahu saya, Nabi Muhammad SAW mengajarkan sebaik-baiknya doa istighfar yang disebut dengan sayyidul istighfar. Hal yang ingin saya tanyakan, adakah doa yang paling baik un tuk memohon masuk surga dan mohon supaya dijauhkan dari api neraka?

Zainal Kautsar M, Banjarnegara

Waalaikumussalam wr wb
Sungguh Allah SWT sangat menyukai orang yang selalu berdoa penuh harap dalam meminta kepada-Nya. Dan, Allah menganggap sombong orang yang tidak berdoa dan meminta kepada-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan, Tuhanmu ber firman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orangorang yang menyombongkan diri dari menyembah- Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.” (QS Ghafir [40]:60).

Doa untuk memohon surga dan agar dijauhkan dari siksaan neraka sangat banyak dan beragam redaksi yang dapat dipilih. Berdoa juga kalau tidak bisa dalam bahasa Arab dapat dila kukan dengan bahasa sendiri. Hal yang penting adalah kita berdoa dengan kesadaran sepenuh hati, kerendahan diri, dan penuh pengharapan kepada Allah SWT karena Allah Maha Mengetahui dan Maha mendengar. Di antara doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah:

Aisyah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkannya doa ini: “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu seluruh kebaikan, baik yang cepat (di dunia) maupun yang lambat (di akhirat), baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Dan, aku berlindung kepada-Mu dari seluruh kejelekan, baik yang cepat maupun yang lambat, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan apa saja yang dimohonkan oleh hamba-Mu dan nabi-Mu (Muhammad SAW). Dan, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa saja yang dimohonkan perlindungannya oleh hamba-Mu dan nabi-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon pada-Mu surga dan setiap perkataan atau perbuatan yang mendekatkan kepadanya, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan dari setiap perkataan atau perbuatan yang mendekatkan kepadanya. Dan, aku mohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan setiap ketentuan yang Engkau tentukan untukku adalah kebaikan.” (HR Ibnu Majah, Ahmad dan Ibnu Hibban).

Allah SWT dan Rasul-Nya juga mengajarkan bahwa dalam berdoa harus bertawasul dengan menyebut asma Allah yang agung karena dengan itu doa lebih cepat dikabulkan oleh Allah SWT. Sambil tetap berhati-hati terhadap penyimpangan menggunakan asma-Nya. Allah SWT menegaskan, “Hanya milik Allah asmaul husna maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-A’raf [7]:180).

Dalam hadis Nabi Muhammad SAW dijelaskan, Dari Anas, ia berkata, “Saya pernah duduk bersama Rasulullah SAW dalam suatu halaqah, sedangkan seorang laki-laki melaksanakan shalat, dan ketika rukuk dan sujud, kemudian dia duduk dan membaca tasyahud, lalu ia berdoa dengan membaca, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, dengan perantara bahwa Engkaulah pemilik segala puji, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Maha Penyayang, pencipta langit dan bumi, ya Allah, Maha Gagah lagi Maha Mulia, ya Allah, Tuhan yang Mahahidup dan berdiri sendiri, ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu.’ Maka, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, ‘Apakah kalian tahu dengan apa ia berdoa?’ Mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang agung yang jika orang berdoa kepada-Nya dengan nama itu maka akan dikabulkan-Nya dan jika orang me minta kepada-Nya dengan nama itu maka akan diberikannya.’” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan al-Hakim).

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ketika hendak berdoa kepada Allah SWT mulailah dengan memuji dan mengagungkan Allah SWT lewat asma-Nya kemudian mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan baru memohon keperluan kita.

Dengan memulai doa lewat memuji dan mengagungkan Allah SWT dan diikuti dengan penghambaan diri kepada-Nya serta pengakuan akan kekurangan dan kelemahan diri di hadapan-Nya maka itu tentu lebih baik daripada orang yang langsung meminta dan memohon keperluannya. Dan, itulah yang dilakukan oleh para nabi Allah, seperti Adam AS yang berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS al-A’raf [7]:23).

Wallahu a’lam bish shawab.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/01/27/mh9bm9-ini-doa-terbaik-masuk-surga
Disqus Comments