Jaring-jaring
makanan adalah kumpulan beberapa rantai makanan dalam suatu ekosistem
yang saling berhubungan dan menyatu. Lalu, apa yang dimaksud dengan
ekosistem? Sebelum menjelaskan definisi ekosistem, ada baiknya Anda mengetahui awal mula terbentuknya ekosistem.
Pembentukan Ekosistem
Pada suatu daerah, populasi yang satu dengan populasi yang lain akan berinteraksi membentuk komunitas. Hubungan
antara komunitas mahluk dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem.
Ekosistem-ekosistem yang ada akan berkumpul membentuk biosfer. Jadi,
ekosistem adalah satu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal-balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, termasuk jaring-jaring makanan.
Ekosistem
dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekosistem alami dan ekosistem
buatan. Ekosistem alami merupakan ekosistem yang dalam proses
terbentuknya tanpa ada campur tangan manusia atau alami, seperti
ekosistem gurun dan ekosistem hutan hujan tropis.
Sementara, ekosistem buatan adalah ekosistem yang terbentuk karena
adanya campur tangan manusia, contohnya sawah, kebun, waduk, dan
akuarium.
Ekosistem
terdiri atas kumpulan tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi.
Interaksi yang terjadi menghasilkan proses makan dan dimakan yang akan
membentuk rantai makanan. Rantai makanan merupakan perpindahan energi
makanan dari sumber tumbuhan melalui organisme atau jenjang makanan.
Rantai makanan memiliki dua tipe dasar.
Pertama, rantai makanan yang berasal dari rumput-rumputan. Kedua, rantai
makanan dari sisa (detritus food chain) mikroorganisme.
Para ahli ekologi membedakan rantai makanan menjadi beberapa golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Rantai Pemangsa
Pada
golongan ini, rantai makanan dimulai dari tumbuhan dimakan oleh mahluk
herbivora (konsumen 1), konsumen 1 dimakan oleh konsumen 2
(karnivora), konsumen 2 selanjutnya akan dimakan oleh omnivora
(konsumen 3).
2. Rantai Parasit
Rantai
makanan ini dimulai oleh organisme yang lebih besar dimangsa oleh
organisme yang hidup sebagai parasit, contohnya adalah cacing, bakteri,
dan benalu.
3. Rantai Saprofit
Skema rantai saprofit adalah organisme mati (dimakan) jasad pengurai.
Peran Produsen, Konsumen, dan Dekomposer dalam Ekosistem
Dalam
sebuah ekosistem, semua makhluk memiliki peranan penting. Ada yang
berperan sebagai produsen, konsumen, maupun dekomposer. Produsen
merupakan penyedia bahan makanan bagi mahluk hidup yang nantinya makanan
ini akan dimakan oleh konsumen 1 dan konsumen 3.
Konsumen
adalah pemangsa produsen. Produsen terdiri atas mahluk hidup autotrof,
artinya mahluk yang dapat memproduksi makanannya sendiri dengan
bantuan sinar matahari dan klorofil. Konsumen bisa dibedakan menjadi
konsumen 1, 2,3, dan seterusnya berdasarkan tingkatannya. Namun,
semuanya saling berhubungan secara langsung maupun tidak langsung.
Ada
konsumen yang mendapatkan makanannya secara langsung dari produsen.
Namun, ada juga yang mendapatkan makanan secara tidak langsung dengan
memangsa konsumen lainnya.
Hewan
herbivora merupakan konsumen 1 (memakan tumbuhan), hewan karnivora
akan memakan hewan herbivora (konsumen 2), sementara mahluk herbivora
akan memakan hewan karnivora dan produsen. Lewat siklus rantai makanan,
dapat kita pahami bahwa semuanya saling terkait. Apabila satu komponen
hilang, keseimbangan akan terganggu.
Rantai
makanan dalam sebuah ekosistem tidak berbentuk linear, melainkan
lingkaran membentuk jaring-jaring makanan yang saling berhubungan.
Dekomposer atau pengurai dipegang oleh organisme yang bersifat saprofit,
yaitu bakteri pengurai dan jamur saproba. Dekomposerlah yang memegang
peranan hingga rantai makanan berhubungan membentuk jaring-jaring
makanan.
Dekomposer
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman melalui proses
penguraian jasad hewan serta tumbuhan yang mati dan membusuk. Proses
penguraian mahluk yang telah mati menjadi unsur hara menghasilkan gas
karbondioksida yang dibutuhkan tanaman untuk proses fotosintesis.
Dalam
sebuah ekosistem, dikenal adanya proses sirkulasi materi,
transformasi, akumulasi materi lewat organisme, dan akumulasi energi.
Pada sebuah ekosistem, keluar-masuknya energi dan materi bertujuan agar
organisasi dan fungsinya tidak berubah.
Zat-zat anorganik yang terdapat di dalamnya tetap seimbang dan konstan. Hal
ini karena di dalam biosfer peredaran unsur-unsur kimia esensial
pembentuk protoplasma terjadi melalui siklus biogeokimiawi. Yang
termasuk ke dalam siklus biogeokimiawi adalah siklus oksigen, siklus
karbon, siklus nitrogen, siklus sulfur, dan siklus fosfor. Oleh karena
itu, keseimbangan ekosistem harus dijaga.
Apabila
komponen-komponen penyusun ekosistem rusak atau terganggu, akan
berakibat pada terganggunya keseimbangan ekosistem. Keseimbangan
ekosistem dapat terganggu karena adanya bencana alam, pembabatan hutan,
perburuan liar, pencemaran dan letusan gunung berapi.
Gangguan pada Ekosistem
Jaring-jaring makanan
di setiap ekosistem berbeda-beda karena mahluk hidup dan biotanya
berbeda. Setiap gangguan yang muncul dalam suatu ekosistem yang
diakibatkan hilangnya satu atau lebih rantai makanan akan berpengaruh
terhadap keseimbangan lingkungan.
Contoh
terganggunya keseimbangan lingkungan adalah peristiwa ledakan populasi
tomcat di Surabaya beberapa waktu lalu. Terjadinya ledakan tomcat
dapat disebabkan oleh hilangnya salah satu bagian dari jaring-jaring
makanan. Dalam hal ini, terganggunya jaring-jaring makanan disebabkan
oleh pembabatan besar-besaran hutan Wonorejo untuk pembangunan
apartemen.
Pembabatan
hutan tersebut mengakibatkan hewan predator serangga tomcat, yaitu
tokek yang banyak berdiam di hutan bermigrasi ke rumah-rumah penduduk.
Akibatnya, secara otomatis populasi tomcat meledak karena tidak ada
pemangsanya.
Tomcat
yang merupakan predator wereng akhirnya bermigrasi ke rumah-rumah
penduduk yang diwarnai dengan cahaya lampu. Hal ini terjadi karena sawah
tempat serangga wereng tinggal telah banyak yang hilang karena
pembanguan perumahan dan pertokoan.
Bisa
Anda pahami bukan? Terganggunya salah satu komponen jaring-jaring
makanan dapat berdampak luas pada keseimbangan ekosistem dan lingkungan
hidup manusia tentunya.
Hal
ini didukung oleh pernyataan Manager Foksi Jatim, Indra Harsaputra, di
Surabaya. Ia menyatakan bahwa rusaknya habitat serangan tomcat
disebabkan oleh perubahan rantai makanan di alam.
Menurut Indra Harsaputra, Maret 2012 merupakan puncak produktivitas wereng yang merupakan predator tomcat. Di sisi, lain tokek yang merupakan predator tomcat populasinya berkurang diburu oleh manusia.
Menurut Indra Harsaputra, Maret 2012 merupakan puncak produktivitas wereng yang merupakan predator tomcat. Di sisi, lain tokek yang merupakan predator tomcat populasinya berkurang diburu oleh manusia.
Menurut
data Pengendali Ekosistem Hutan Seksi Konservasi Wilayah VI
Probolinggo, kuota tokek hasil tangkapan di alam mencapai 50 ribu ekor.
Hal ini membuat pemerintah kota perlu turun tangan untuk menertibkan
perburuan tokek liar tersebut. Tujuannya agar jaring-jaring makanan pada
ekosistem sawah tidak terganggu keseimbangannya.
Menjaga keseimbangan jaring-jaring makanan sama dengan menjaga keseimbangan alam dan lingkungan hidup.
Menjaga keseimbangan jaring-jaring makanan sama dengan menjaga keseimbangan alam dan lingkungan hidup.
Ekosistem Sawah
Sawah
merupakan ekosistem buatan manusia. Manusia berperan penting dalam
struktur, komponen, dan pengaturan sawah. Sawah terdiri atas faktor
biotik dan abiotik. Yang termasuk ke dalam faktor biotik sawah adalah padi, tanaman sekunder, hewan, dan tanaman liar.
1. Padi
Padi merupakan produsen utama dalam ekosistem sawah. Padi adalah tanaman utama yang selalu Anda jumpai di sawah.
2. Tanaman Sekunder
Selain
menanam padi, umumnya para petani juga menanam tanaman lain yang
memiliki umur panen lebih cepat atau bahkan lebih lama, seperti pepaya,
cabai, sawi, dan kacang panjang yang umumnya ditanam di pinggir sawah.
Tujuan peananaman sekunder adalah agar para petani tetap mendapatkan
penghasilan selama menunggu tanaman padi panen.
3. Hewan
Sawah
merupakan tempat berkumpulnya banyak hewan liar maupun peliharaan,
seperti bebek, ikan, burung, wereng, ular, dan tikus. Hewan dan
tumbuhan yang ada di sawah berinteraksi membentuk rantai makanan dan
jaring-jaring makanan.
4. Tanaman Liar
Selain
tanaman padi dan tanaman sekunder, dalam ekosistem sawah juga terdapat
banyak tanaman yang tumbuh liar, dalam hal ini adalah gulma.
Selain faktor biotik, terdapat faktor abiotik dalam ekosistem sawah,
contohnya adalah air, cahaya matahari, ketinggian, dan suhu.
Di bawah ini adalah rangkaian jaring-jaring makanan pada ekosistem sawah.
- Padi (produsen) dimakan oleh wereng (konsumen 1).
- Wereng (konsumen 1) dimakan oleh tomcat (konsumen 2), tomcat dimakan oleh tokek (konsumen 3), tokek dimakan oleh elang dan jasad pengurai (konsumen 4).
- Elang (konsumen 4) makan ular, tikus, dan tokek (konsumen3), ular makan katak (konsumen 2), katak makan belalang. (konsumen 1), belalang makan tanaman padi (produsen)
- Elang makan tikus (konsumen 1), tikus makan padi (produsen).
- Elang mati dimakan oleh dekomposer.
Demikianlah bahasan mengenai ekosistem dan jaring-jaring makanan. Semoga informasi ini bermanfaat dan mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga keseimbangan alam.
Related Posts
Contoh kesimpulan dan saran makalah bab III
12/08/2012 - 2 CommentCARA PENULISAN MAKALAH YANG BAIK DAN BENAR
11/08/2012 - 2 CommentKetahanan Ekonomi Indonesia Dalam Aspek Nasional
10/08/2012 - 0 CommentMakalah Sejarah perkembangan administrasi
10/08/2012 - 0 CommentMakalah Quantum Thinker
30/07/2012 - 0 Comment