Pengolah
limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat
mengurangi pencemaran udara. Pencemaran udara sebenarnya dapat berasal dari
limbah berupa gas atau materi partikulat yang terbawah bersama gas tersebut.
Berikut akan dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran udara oleh limbah
gas dan materi partikulat yang terbawah bersamanya.
1. Mengontrol Emisi Gas Buang
·
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen
oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya
melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil
pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet
scrubber).
·
Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas
lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan
materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan
materi partikulat.
·
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi
gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor
dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic
converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
·
Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi
gas buang jugadapat dikurangi kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai
menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas
buang yang merupakan polutan.
2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
a. Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada
cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya
udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang
ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah
penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas
buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah
bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya
b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap
debu / abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang
berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal
dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung
siklon sehingga partikel yang relatif “berat” akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah
antara 5 u – 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut
diendapkan.
c. Filter Basah
Nama
lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja
filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air
dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada
saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air
turun ke bawah.
Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan
filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja
tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.
d. Pegendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini
hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya relatif
cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali,
yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian
rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed
drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri
(gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.
e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan
udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya
adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan
udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah
(DC) yang mempunyai tegangan antara 25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa
tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah
ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi
muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan
corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara
kotor seolah – olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif
sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke
elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh
dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan
kemudian terhembus keluar.
sumber : witasharer.blogspot.com