- Hari Internasional Di Bulan February
- 5 Februari: Hari Peristiwa Kapal Tujuh
- 9 Februari: Hari Kavaleri
- 9 Februari: Hari Pers Nasional
- 14 Februari: Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA)
- 20 Februari: Hari Pekerja Indonesia
- 22 Februari: Hari Istiqlal
- 28 Februari: Hari Gizi Nasional Indonesia
Februari tanggal 14 terlanjur identik dengan hari kasih sayang atau Valentine`s Day. Padahal, di bulan ini banyak sekali peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan bangsa dan negara kita. Sayang sekali generasi muda lebih akrab dengan tradisi valentine`s day ketimbang mengetahui sejarah-sejarah perjuangan bangsanya sendiri. Ada beberapa peran penting yang dilakukan rakyat bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) di bulan Februari, di antaranya adalah:
1. Februari 1942 merupakan saksi perlawanan rakyat Indonesia terhadap pasukan Jepang. Di awal bulan ini, tentara Jepang mulai masuk ke wilayah Sumatera, serta menguatkan patroli laut di wilayah laut Jawa. Belanda yang saat itu masih menguasai Indonesia harus menghadapi kekuatan tempur armada laut Jepang. Hingga pada akhir Februari 1942, angkatan laut Sekutu yang tergabung dalam American-British-Dutch-Australian Command (Abdacom) bertempur mati-matian menghadapi Jepang. Kekalahan harus diterima Belanda yang akhirnya menyerah tanpa syarat, sekaligus menyerahkan wilayah Indonesia kepada Jepang melalui Perjanjian Kalijati.
2. Februari 1945 dicatat sebagai pemberontakan terbesar selama masa pendudukan Jepang di tanah air. Dia dikenal sebagai pemberontakan Peta di Blitar. Sodancho Supriyadi memimpin pemberontakan itu untuk melawan penjajah Jepang. Peristiwa ini terjadi karena adanya diskriminasi dan kekerasan yang dilakukan oleh tentara Jepang. Hingga saat ini, di kota Blitar sendiri ada patung tujuh pejuang Peta yang berdiri tegak di sebelah selatan Taman Makam Pahlawan kota setempat.
3. Februari 1947 merupakan saksi perlawanan terhadap pasukan Belanda, Depot Speciale Troepen (DST) pimpinan Kapten Raymond Westerling, yang telah membantai puluhan ribu rakyat sipil di Sulawesi Selatan. Pembantaian yang dilakukan selama satu tahun ke belakang ini dikenal dengan pembantaian Westerling. Rakyat Indonesia bersama prajurit TNI bahu membahu melakukan perlawanan terhadap DST pimpinan Westerling. Pembantaian rakyat dengan pola seperti yang telah dipraktekkan oleh pasukan khusus berjalan terus dan di banyak tempat. Westerling tidak hanya memimpin operasi, melainkan ikut menembak mati pejuang-pejuang tanah air yang dituduh sebagai teroris, perampok atau pembunuh.
4. Februari 1947 juga menjadi sejarah bagi keutuhan tanah air di Pulau Jawa. Saat itu, tengah berlangsung perjanjian Linggarjati di Malang, Jawa Timur, antara pemerintah Indonesia dengan Belanda. SM Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam Komite Eksekutif Perjanjian Linggarjati. Kartosuwiryo dikawal pasukan Hizbullah dari Jawa Barat untuk menghadiri perjanjian tersebut. Kehadirannya untuk menyetujui atau tidak poin-poin yang telah disepakati.
5. Februari 1948 tidak kalah menarik dilihat dari sejarah perjuangan Indonesia. Setelah Agresi Militer I Belanda, Kabinet Amir Sjarifuddin jatuh. Di awal Februari 1948, Amir diajak Bung Hatta untuk keliling nusantara dengan tujuan agar mantan Perdana Menteri itu menjelaskan kepada rakyat tentang hasil-hasil Perjanjian Renville. Keliling nusantara itu diharapkan akan menyatukan perjuangan rakyat Indonesia. Persinggahan terakhir kedua tokoh nasional ini adalah Bukittinggi. Di kota ini, rakyat menyambut antusias pidato Hatta yang telah resmi menjabat sebagai Perdana Menteri.
Sumber : http://hankam.kompasiana.com/2012/02/05/perjuangan-rakyat-indonesia-di-bulan-februari-432989.html