Kita sudah tahu bagaimana caranya menjadi bugar, bahagia dan sehat. Yakni dengan pola makan baik, berolahraga, dan lebih sedikit menonton televisi — yang ditengarai sama buruknya dengan mengemil makanan manis, makanan berlemak dan merokok.
Tapi apakah menonton TV pantas berada di daftar tidak sehat? Penelitian selama sekitar 50 tahun membuktikan … ya, semacam itulah.
Yang berbahaya dari menonton TV bukanlah sajian acara TV itu sendiri, melainkan cara kita menonton. Cara kita duduk. Sering/tidaknya seseorang menonton TV banyak jadi patokan ilmuwan dalam menilai seberapa aktif gaya hidupnya. Duduk diam saat menonton TV yang patut disalahkan — bukan acara “Keeping Up With the Kardashians”.
Jadi ketika peneliti bilang, menonton TV menyebabkan diabetes, serangan jantung, dan kematian pada usia muda, itu benar. Karena menonton TV membuatmu tidak aktif bergerak.
Terlalu banyak duduk memiliki efek jangka panjang. Sebuah studi tahun 2010 menemukan, kurang bergerak selama dua hari menyebabkan perubahan besar dalam gen, termasuk gangguan produksi energi dan efeknya berlanjut walaupun orang itu kembali beraktivitas.
Selain itu, peneliti itu menemukan bahwa duduk sepanjang hari, entah di dalam mobil, saat bekerja atau menonton TV semuanya meningkatkan risiko kematian muda. Karena orang sering makan camilan saat menonton, tak heran mereka cepat terkena obesitas.
Menonton TV juga dapat menyebabkan kebiasaan makan yang buruk. Ketika kita terpaku pada TV saat makan, kita makan lebih banyak dan kesulitan mengingat berapa banyak yang sudah kita makan. Akibatnya, porsi kita bertambah.
Kabar baiknya adalah, cukup mudah mengurangi efek tidak sehat
menonton TV. Misalnya, bergeraklah selama iklan — seperti melangkah di
tempat atau berjalan-jalan. Jadi jangan hanya duduk di sofa. Mematikan
TV selama waktu makan juga berlaku bagi seluruh anggota keluarga.
Anak-anak sangat rentan terhadap efek kesehatan yang merugikan dari
duduk terlalu lama. Oleh karena itu, American Academy of Pediatrics
tidak menyarankan menonton TV bagi anak di bawah usia dua tahun, dan
menyatakan bahwa anak-anak yang lebih tua harus dibatasi menonton tidak
boleh lebih dari dua jam sehari.
Bagaiman dengan konten? Apakah juga merugikan kesehatan? Para ilmuwan berargumen. Ketika anak-anak menonton TV, perdebatan sebenarnya adalah apakah bahaya TV lebih parah dari efek diam terlalu lama, termasuk potensi dampak jangka panjang pada otak mereka.
Inti dari argumen yang menentang anak-anak yang menonton TV adalah waktu yang dihabiskan di depan TV mengurangi kegiatan penting untuk perkembangan mereka, seperti bermain dan bersosialisasi. Ada sejumlah studi yang menemukan bahwa menonton TV dikaitkan dengan prestasi akademis yang menurun, termasuk penurunan 7 persen pada kegiatan mereka di dalam kelas untuk setiap jam tontonan televisi yang ditonton oleh anak.
Namun banyak ilmuwan berpendapat, tidak adil apabila hanya menyalahkan TV. Ada kepercayaan luas bahwa menonton TV pada seorang anak dapat menyebabkan gangguan perhatian, meskipun buktinya kurang.
Demikian pula, konten kekerasan dan seksual yang diyakini mengakibatkan perilaku agresif, hanya ada sedikit bukti yang mendukung koneksi keduanya. Menonton TV, menurut beberapa penelitian, bisa juga meningkatkan kemampuan bahasa dan belajar.
Tetapi yang jelas, tidak semua program dibuat seimbang. Program untuk dewasa memiliki dampak negatif pada pengembangan bahasa anak, sementara acara bagi anak-anak tidak menimbulkan efek negatif.
Bahkan acara dengan batas usia tertentu isinya dapat campur aduk. Beberapa program terbukti meningkatkan keterampilan berbahasa, sementara beberapa acara, yang berada di lingkup usia yang sama, berdampak sebaliknya. Usia penonton juga menjadi faktor penentu. Sebagai contoh, “Sesame Street” terbukti secara positif mengembangkan kosakata pada anak usia 3-5 tahun, tapi efek itu menurun pada anak usia enam tahun.
Bagaiman dengan konten? Apakah juga merugikan kesehatan? Para ilmuwan berargumen. Ketika anak-anak menonton TV, perdebatan sebenarnya adalah apakah bahaya TV lebih parah dari efek diam terlalu lama, termasuk potensi dampak jangka panjang pada otak mereka.
Inti dari argumen yang menentang anak-anak yang menonton TV adalah waktu yang dihabiskan di depan TV mengurangi kegiatan penting untuk perkembangan mereka, seperti bermain dan bersosialisasi. Ada sejumlah studi yang menemukan bahwa menonton TV dikaitkan dengan prestasi akademis yang menurun, termasuk penurunan 7 persen pada kegiatan mereka di dalam kelas untuk setiap jam tontonan televisi yang ditonton oleh anak.
Namun banyak ilmuwan berpendapat, tidak adil apabila hanya menyalahkan TV. Ada kepercayaan luas bahwa menonton TV pada seorang anak dapat menyebabkan gangguan perhatian, meskipun buktinya kurang.
Demikian pula, konten kekerasan dan seksual yang diyakini mengakibatkan perilaku agresif, hanya ada sedikit bukti yang mendukung koneksi keduanya. Menonton TV, menurut beberapa penelitian, bisa juga meningkatkan kemampuan bahasa dan belajar.
Tetapi yang jelas, tidak semua program dibuat seimbang. Program untuk dewasa memiliki dampak negatif pada pengembangan bahasa anak, sementara acara bagi anak-anak tidak menimbulkan efek negatif.
Bahkan acara dengan batas usia tertentu isinya dapat campur aduk. Beberapa program terbukti meningkatkan keterampilan berbahasa, sementara beberapa acara, yang berada di lingkup usia yang sama, berdampak sebaliknya. Usia penonton juga menjadi faktor penentu. Sebagai contoh, “Sesame Street” terbukti secara positif mengembangkan kosakata pada anak usia 3-5 tahun, tapi efek itu menurun pada anak usia enam tahun.
Kesimpulannya: Sebagai orangtua, penting untuk mengamati acara yang
ditonton anak Anda untuk meyakinkan apakah mereka menonton acara dengan
konten usia yang tepat. Selain itu, membatasi untuk menonton televisi
mungkin memberikan banyak manfaat kesehatan karena memaksa orang dewasa
dan anak-anak untuk bangkit dari sofa dan lebih aktif.
DokterGaul.Net - Gejala
Penyakit Diabetes, Penyabab, Cara Pencegahan - Mengenal penyakit
diabetes dengan mengetahui terlebih dahulu definisi atau pengertian
diabetes, gejala atau tanda-tanda diabetes, penyebab diabetes, dan cara
mencegah diabetes.
Diabetes atau dapat disebut dengan kencing manis atau penyakit gula
darah. Salah satu jenis penyakit kronis yang mempunyai tanda awal berupa
meningkatnya kadar gula di dalam darah akibat adanya gangguan sistem
metabolisme di dalam tubuh. Diabetes ini tidak dapat disembuhkan namun
kadar gula darah dapat dikontrol.
Diabetes terjadi karena kurangnya insulin, insulin merupakan zat yang
dihasilkan pankreas untuk mengolah zat gula darah (glukosa) sehingga
dapat menjadi energi. Namun makanan yang konsumsi tidak akan menolong,
sebab gula di dalam darah tetap tidak dapat diproses menjadi tenaga
secara normal, bahkan kadarnya akan terus meningkat. Peristiwa tersebut
disebut dengan Hiperglikemia, yaitu penumpukan glukosa yang terjadi di
dalam darah.
Mengenali sejak dini tentang penyakit diabetes merupakan suatu
kesempatan bagi anda untuk mengendalikan gula darah bahkan mencegah
timbulnya diabetes pada tubuh anda. Untuk mendeteksi pengidap diabetes
yang utama yaitu dengan melakukan pemeriksaan gula darah. Kadar gula
dengan pemeriksaan setelah berpuasa di atas 126 dan gula darah dengan
pemeriksaan sewaktu-waktu di atas 200 disebut diabetes.
diabetes1
Gejala Penyakit Diabetes, Penyabab, Cara Pencegahan | Sumber gambar :
images.google.com
Beberapa gejala klasik yang sudah umum penderita diabetes meliputi
sering buang air kecil, sering merasa haus dan lapar, serta badan lemas
dan sering ngantuk.
Gejala Penyakit Diabetes Mellitus
Mengenali gejala diabetes tipe satu pada anak tak selalu mudah karena
gejala-gejalanya sering disalah artikan sebagai penyakit flu. Selain itu
gejala yang timbul terkadang baru muncul setelah penyakit berjalan
cukup panjang.
Anak dengan diabetes tipe 1 biasanya memiliki gejala awal sebagai
berikut:
1. Sering Buang Air Kecil
Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan kelebihan glukosa dalam
sirkulasi darah. Anak jadi lebih sering buang air kecil dan dalam
jumlah yang besar. Mengompol juga bisa menjadi gejala adanya diabetes,
terutama jika sebelumnya anak tak pernah mengompol.
2. Sering Haus dan Banyak Minum
Karena banyak cairan yang dikeluarkan, anak menjadi gampang haus.
3. Berat Badan Menurun
Tubuh tidak lagi bisa memproses glukosa untuk energi dan mulai memecah
otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi bagi sel-sel yang
lapar. Karenanya meski nafsu makan anak normal tetapi berat badannya
sulit naik.
4. Mudah lelah
Anak tampak kelelahan karena tubuhnya tidak mampu memproses glukosa
untuk energi.
Gejala-Gejala Diabetes Tahap Lanjut
Diabetes tipe 1 umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja meskipun pada
dasarnya dapat terjadi pada usia berapapun. Diabetes tipe 2 yang
merupakan tipe yang paling umum dapat terjadi pada usia berapapun dan
sering dapat dicegah.
1. Berat badan turun dengan cepat
Buat penderita diabetes, jangan senang dulu jika berat badan Anda turun
dengan cepat. Ini bukan diakibatkan karena diet yang sukses, namun lebih
disebabkan karena pankreas mulai rusak. Pankreas memiliki tugas
memproduksi insulin yang digunakan mengolah glukosa menjadi sumber
energi. Karena pankreas pada penderita diabetes gagal mengolah gula
menjadi energi, maka terjadilah resistensi insulin. Tubuh kemudian akan
mencari sumber energi alternatif dengan membakar cadangan lemak dalam
tubuh. Jika cadangan lemak habis, maka sasaran selanjutnya adalah otot.
Akibatnya bobot tubuh akan terus menyusut.
2. Sering Kesemutan
gejala ini terjadi karena pembuluh darah yang rusak, sehingga darah yang
mengalir di ujung–ujung saraf pun berkurang.
3. Luka yang sulit sembuh
Ini adalah efek lain dari kerusakan pembuluh darah dan saraf selain
kesemutan. Kerusakan ini mengakibatkan penderita diabetes tidak
merasakan sakit jika mengalami luka. Mereka bahkan kadang tidak sadar
telah terluka. Gabungan kadar gula darah yang tinggi dan tidak adanya
rasa nyeri, maka luka yang awalnya kecil dapat membesar menjadi borok
dan bahkan membusuk. Jika sudah sampai tahap ini, amputasi merupakan
satu-satunya jalan keluar atau solusi untuk menyembuhkannya.
Gejala Diabetes Pada Wanita
Sementara itu, sayangnya dari beberapa gejala khusus yang sering dialami
wanita namun tidak disadari mereka. Lantas, gejala-gejala apa saja itu
biasanya hadir itu? Di bawah ini ada beberapa gejala yang dapat Anda
harus waspadai dan segera konsultasi ke dokter, menurut Imam, di
antaranya sebagai berikut:
Infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan secara
berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan.
Wanita yang mempunyai penyakit diabetes lebih mudah terkena infeksi
jamur di daerah organ intim karena daerah tersebut mengalami kelambaban
cukup tinggi.
Mengalami gangguan fungsi hormonal karena aliran darah tidak lancar.
Cenderung mengalami polycystic ovarian syndrome. Keseimbangan hormon
terganggu yang akan menganggu sistem reproduksi.
Pemicu diabetes juga, biasanya ditemukan pada wanita yang mengalami
depresi.
Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dibanding pria
Penyebab & Faktor Risiko Diabetes
Untuk dapat mengetahui tentang diabetes anda harus mengerti bagaimana
glukosa diproses tubuh secara normal.
Bagaimana glukosa bekerja secara normal
Glukosa adalah sumber energi utama bagi tubuh. Glukosa berasal dari dua
sumber yang utama, yaitu makanan dan hati. Saat mencerna makanan gula
diserap ke dalam aliran darah dengan dibantu oleh insulin (hormon yang
mengatur metabolisme karbohidrat). Hormon insulin dihasilkan oleh
pankreas.
Dalam proses ini hati atau liver bertindak sebagai gudang penyimpanan
dan pusat pengolahan. Contohnya ketika anda tidak makan untuk beberapa
waktu, hati akan melepaskan glukosa yang tersimpan untuk menjaga kadar
glukosa tetap normal.
Penyebab Diabetes
Penyebab diabetes tipe 1
Pada diabetes tipe 1, sistem imun anda yang normalnya berfungsi untuk
melawan bakteri atau virus malah menyerang hormon insulin. Kondisi ini
membuat anda kekurangan atau bahkan tidak memiliki insulin. Alih-alih
dihantarkan ke dalam sel, gula akan menumpuk di dalam aliran darah.
Penyebab prediabetes dan diabetes tipe 2
Pada kondisi prediabetes – yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2 – dan
diabetes tipe 2, sel menjadi resisten terhadap hormon insulin. Hal ini
menyebabkan pankreas tidak mampu menghasilkan cukup insulin. Alih-alih
mengalirkan ke dalam sel, gula akan menumpuk di dalam darah. Penyebab
pastinya tidak diketahui meskipun kelebihan lemak dan perilaku pasif
merupakan faktor penting.
Penyebab gestational diabetes
Saat kehamilan, plasenta memproduksi hormon untuk menopang kehamilan.
Hormon ini membuat sel lebih resisten terhadap insulin. Seiring
pembesaran plasenta pada tiga bulan kedua dan ketiga, maka hormon
tersebut semakin banyak dihasilkan.
Normalnya pankreas akan merespon dengan menghasilkan lebih banyak
insulin. Tetapi terkadang pankreas justru tidak mampu meresponnya. Ini
membuat glukosa banyak menumpuk di darah dan tidak terserap ke dalam
sel.
Faktor risiko terkena diabetes
Faktor risiko diabetes didasarkan pada tipe diabetes.
Faktor risiko diabetes tipe 1
Meskipun penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui, faktor
keturunan mungkin mempengaruhi. Faktor lain yang memungkinkan yaitu
terkena penyakit yang disebabkan virus.
Faktor risiko diabetes tipe 2
• Lemak.
Semakin banyak lemak pada jaringan tubuh anda, semakin tinggi pula
resistensinya terhadap insulin.
• Perilaku pasif.
Perilaku pasif akan membuat lemak dalam tubuh tidak terbakar. Aktifitas
fisik akan membantu mengontrolnya dan semakin banyak penggunaan glukosa
untuk energi maka semakin sensitif sel anda terhadap glukosa.
• Faktor keturunan.
Resiko diabetes yang bersumber dari sejarah keluarga, jika keluarga
dekat anda pernah mengidap diabetes, waspadalah jika diabetes juga dapat
terjadi kepada anda.
• Usia.
Risiko akan meningkat seiring dengan usia dimana aktifitas fisik
cenderung menurun.
• Gestational diabetes.
Jika anda memiliki gestational diabetes ketika hamil, maka risiko
mengalami prediabetes dan diabetes tipe 2 akan meningkat kemudian. Jika
bayi yang anda lahirkan memiliki berat lebih dari 4 kilogram maka anda
juga berisiko terkena diabetes tipe 2.
• Polycystic ovary syndrome.
Ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur, tumbuh rambut
yang terlalu banyak dan obesitas.
Kondisi lain yang terkait diabetes antara lain:
Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Kolesterol tinggi
Pencegahan Penyakit Diabetes
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Akan tetapi diabetes tipe 2 dapat
dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.
Makan makanan sehat dengan rendah kalori dan lemak
Sering melakukan aktifitas fisik seperti dengan berolahraga
Menjaga berat badan agar selalu ideal
What-causes-diabetes
Pencegahan Diabetes | Sumber gambar : images.google.com
Itulah tadi informasi menarik tentang Gejala Penyakit Diabetes,
Penyabab, Cara Pencegahan, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi anda untuk selalu menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit
diabetes. Anda juga dapat membaca artikel kesehatan yang lain tentang
Gejala Penyakit Stroke, Penyabab, dan Solusi Pencegahan.
Source article: http://www.doktergaul.net/2013/08/Gejala-Penyakit-Diabetes-Penyabab-Cara-Pencegahan.html
Copyright by DokterGaul.Net
Source article: http://www.doktergaul.net/2013/08/Gejala-Penyakit-Diabetes-Penyabab-Cara-Pencegahan.html
Copyright by DokterGaul.Net
DokterGaul.Net - Gejala
Penyakit Diabetes, Penyabab, Cara Pencegahan - Mengenal penyakit
diabetes dengan mengetahui terlebih dahulu definisi atau pengertian
diabetes, gejala atau tanda-tanda diabetes, penyebab diabetes, dan cara
mencegah diabetes.
Diabetes atau dapat disebut dengan kencing manis atau penyakit gula
darah. Salah satu jenis penyakit kronis yang mempunyai tanda awal berupa
meningkatnya kadar gula di dalam darah akibat adanya gangguan sistem
metabolisme di dalam tubuh. Diabetes ini tidak dapat disembuhkan namun
kadar gula darah dapat dikontrol.
Diabetes terjadi karena kurangnya insulin, insulin merupakan zat yang
dihasilkan pankreas untuk mengolah zat gula darah (glukosa) sehingga
dapat menjadi energi. Namun makanan yang konsumsi tidak akan menolong,
sebab gula di dalam darah tetap tidak dapat diproses menjadi tenaga
secara normal, bahkan kadarnya akan terus meningkat. Peristiwa tersebut
disebut dengan Hiperglikemia, yaitu penumpukan glukosa yang terjadi di
dalam darah.
Mengenali sejak dini tentang penyakit diabetes merupakan suatu
kesempatan bagi anda untuk mengendalikan gula darah bahkan mencegah
timbulnya diabetes pada tubuh anda. Untuk mendeteksi pengidap diabetes
yang utama yaitu dengan melakukan pemeriksaan gula darah. Kadar gula
dengan pemeriksaan setelah berpuasa di atas 126 dan gula darah dengan
pemeriksaan sewaktu-waktu di atas 200 disebut diabetes.
diabetes1
Gejala Penyakit Diabetes, Penyabab, Cara Pencegahan | Sumber gambar :
images.google.com
Beberapa gejala klasik yang sudah umum penderita diabetes meliputi
sering buang air kecil, sering merasa haus dan lapar, serta badan lemas
dan sering ngantuk.
Gejala Penyakit Diabetes Mellitus
Mengenali gejala diabetes tipe satu pada anak tak selalu mudah karena
gejala-gejalanya sering disalah artikan sebagai penyakit flu. Selain itu
gejala yang timbul terkadang baru muncul setelah penyakit berjalan
cukup panjang.
Anak dengan diabetes tipe 1 biasanya memiliki gejala awal sebagai
berikut:
1. Sering Buang Air Kecil
Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan kelebihan glukosa dalam
sirkulasi darah. Anak jadi lebih sering buang air kecil dan dalam
jumlah yang besar. Mengompol juga bisa menjadi gejala adanya diabetes,
terutama jika sebelumnya anak tak pernah mengompol.
2. Sering Haus dan Banyak Minum
Karena banyak cairan yang dikeluarkan, anak menjadi gampang haus.
3. Berat Badan Menurun
Tubuh tidak lagi bisa memproses glukosa untuk energi dan mulai memecah
otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi bagi sel-sel yang
lapar. Karenanya meski nafsu makan anak normal tetapi berat badannya
sulit naik.
4. Mudah lelah
Anak tampak kelelahan karena tubuhnya tidak mampu memproses glukosa
untuk energi.
Gejala-Gejala Diabetes Tahap Lanjut
Diabetes tipe 1 umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja meskipun pada
dasarnya dapat terjadi pada usia berapapun. Diabetes tipe 2 yang
merupakan tipe yang paling umum dapat terjadi pada usia berapapun dan
sering dapat dicegah.
1. Berat badan turun dengan cepat
Buat penderita diabetes, jangan senang dulu jika berat badan Anda turun
dengan cepat. Ini bukan diakibatkan karena diet yang sukses, namun lebih
disebabkan karena pankreas mulai rusak. Pankreas memiliki tugas
memproduksi insulin yang digunakan mengolah glukosa menjadi sumber
energi. Karena pankreas pada penderita diabetes gagal mengolah gula
menjadi energi, maka terjadilah resistensi insulin. Tubuh kemudian akan
mencari sumber energi alternatif dengan membakar cadangan lemak dalam
tubuh. Jika cadangan lemak habis, maka sasaran selanjutnya adalah otot.
Akibatnya bobot tubuh akan terus menyusut.
2. Sering Kesemutan
gejala ini terjadi karena pembuluh darah yang rusak, sehingga darah yang
mengalir di ujung–ujung saraf pun berkurang.
3. Luka yang sulit sembuh
Ini adalah efek lain dari kerusakan pembuluh darah dan saraf selain
kesemutan. Kerusakan ini mengakibatkan penderita diabetes tidak
merasakan sakit jika mengalami luka. Mereka bahkan kadang tidak sadar
telah terluka. Gabungan kadar gula darah yang tinggi dan tidak adanya
rasa nyeri, maka luka yang awalnya kecil dapat membesar menjadi borok
dan bahkan membusuk. Jika sudah sampai tahap ini, amputasi merupakan
satu-satunya jalan keluar atau solusi untuk menyembuhkannya.
Gejala Diabetes Pada Wanita
Sementara itu, sayangnya dari beberapa gejala khusus yang sering dialami
wanita namun tidak disadari mereka. Lantas, gejala-gejala apa saja itu
biasanya hadir itu? Di bawah ini ada beberapa gejala yang dapat Anda
harus waspadai dan segera konsultasi ke dokter, menurut Imam, di
antaranya sebagai berikut:
Infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan secara
berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan.
Wanita yang mempunyai penyakit diabetes lebih mudah terkena infeksi
jamur di daerah organ intim karena daerah tersebut mengalami kelambaban
cukup tinggi.
Mengalami gangguan fungsi hormonal karena aliran darah tidak lancar.
Cenderung mengalami polycystic ovarian syndrome. Keseimbangan hormon
terganggu yang akan menganggu sistem reproduksi.
Pemicu diabetes juga, biasanya ditemukan pada wanita yang mengalami
depresi.
Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dibanding pria
Penyebab & Faktor Risiko Diabetes
Untuk dapat mengetahui tentang diabetes anda harus mengerti bagaimana
glukosa diproses tubuh secara normal.
Bagaimana glukosa bekerja secara normal
Glukosa adalah sumber energi utama bagi tubuh. Glukosa berasal dari dua
sumber yang utama, yaitu makanan dan hati. Saat mencerna makanan gula
diserap ke dalam aliran darah dengan dibantu oleh insulin (hormon yang
mengatur metabolisme karbohidrat). Hormon insulin dihasilkan oleh
pankreas.
Dalam proses ini hati atau liver bertindak sebagai gudang penyimpanan
dan pusat pengolahan. Contohnya ketika anda tidak makan untuk beberapa
waktu, hati akan melepaskan glukosa yang tersimpan untuk menjaga kadar
glukosa tetap normal.
Penyebab Diabetes
Penyebab diabetes tipe 1
Pada diabetes tipe 1, sistem imun anda yang normalnya berfungsi untuk
melawan bakteri atau virus malah menyerang hormon insulin. Kondisi ini
membuat anda kekurangan atau bahkan tidak memiliki insulin. Alih-alih
dihantarkan ke dalam sel, gula akan menumpuk di dalam aliran darah.
Penyebab prediabetes dan diabetes tipe 2
Pada kondisi prediabetes – yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2 – dan
diabetes tipe 2, sel menjadi resisten terhadap hormon insulin. Hal ini
menyebabkan pankreas tidak mampu menghasilkan cukup insulin. Alih-alih
mengalirkan ke dalam sel, gula akan menumpuk di dalam darah. Penyebab
pastinya tidak diketahui meskipun kelebihan lemak dan perilaku pasif
merupakan faktor penting.
Penyebab gestational diabetes
Saat kehamilan, plasenta memproduksi hormon untuk menopang kehamilan.
Hormon ini membuat sel lebih resisten terhadap insulin. Seiring
pembesaran plasenta pada tiga bulan kedua dan ketiga, maka hormon
tersebut semakin banyak dihasilkan.
Normalnya pankreas akan merespon dengan menghasilkan lebih banyak
insulin. Tetapi terkadang pankreas justru tidak mampu meresponnya. Ini
membuat glukosa banyak menumpuk di darah dan tidak terserap ke dalam
sel.
Faktor risiko terkena diabetes
Faktor risiko diabetes didasarkan pada tipe diabetes.
Faktor risiko diabetes tipe 1
Meskipun penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui, faktor
keturunan mungkin mempengaruhi. Faktor lain yang memungkinkan yaitu
terkena penyakit yang disebabkan virus.
Faktor risiko diabetes tipe 2
• Lemak.
Semakin banyak lemak pada jaringan tubuh anda, semakin tinggi pula
resistensinya terhadap insulin.
• Perilaku pasif.
Perilaku pasif akan membuat lemak dalam tubuh tidak terbakar. Aktifitas
fisik akan membantu mengontrolnya dan semakin banyak penggunaan glukosa
untuk energi maka semakin sensitif sel anda terhadap glukosa.
• Faktor keturunan.
Resiko diabetes yang bersumber dari sejarah keluarga, jika keluarga
dekat anda pernah mengidap diabetes, waspadalah jika diabetes juga dapat
terjadi kepada anda.
• Usia.
Risiko akan meningkat seiring dengan usia dimana aktifitas fisik
cenderung menurun.
• Gestational diabetes.
Jika anda memiliki gestational diabetes ketika hamil, maka risiko
mengalami prediabetes dan diabetes tipe 2 akan meningkat kemudian. Jika
bayi yang anda lahirkan memiliki berat lebih dari 4 kilogram maka anda
juga berisiko terkena diabetes tipe 2.
• Polycystic ovary syndrome.
Ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur, tumbuh rambut
yang terlalu banyak dan obesitas.
Kondisi lain yang terkait diabetes antara lain:
Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Kolesterol tinggi
Pencegahan Penyakit Diabetes
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Akan tetapi diabetes tipe 2 dapat
dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.
Makan makanan sehat dengan rendah kalori dan lemak
Sering melakukan aktifitas fisik seperti dengan berolahraga
Menjaga berat badan agar selalu ideal
What-causes-diabetes
Pencegahan Diabetes | Sumber gambar : images.google.com
Itulah tadi informasi menarik tentang Gejala Penyakit Diabetes,
Penyabab, Cara Pencegahan, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi anda untuk selalu menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit
diabetes. Anda juga dapat membaca artikel kesehatan yang lain tentang
Gejala Penyakit Stroke, Penyabab, dan Solusi Pencegahan.
Source article: http://www.doktergaul.net/2013/08/Gejala-Penyakit-Diabetes-Penyabab-Cara-Pencegahan.html
Copyright by DokterGaul.Net
Source article: http://www.doktergaul.net/2013/08/Gejala-Penyakit-Diabetes-Penyabab-Cara-Pencegahan.html
Copyright by DokterGaul.Net