Kata Umum dan Kata Khusus
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan hubungan kata umum dan kata khusus adalah sebagai berikut :
a. Kata umum cakupannya lebih luas dan lebih abstrak. Sementara itu, kata khusus lebih sempit dan konkret.
b. Hubungan
antara kata umum dan kata khusus sifatnya relatif. Satu kata sebelumnya
dianggap memiliki konsep umum, dapat menjadi lebih khusus bila
dihadapkan pada kata yang lebih umum lagi.
Membedakan Istilah dengan Kata Acuan
Istilah adalah kata atau kelompok kata yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu. Ciri-ciri istilah adalah sebagai berikut :
a. Makna yang dikandungnya tetap atau relatif tidak berubah-ubah. Istilah sinonim atau antonim
misalnya, makna kedua kata tersebut bersifat tetap. Dari dulu hingga
sekarang sinonim tetap bermakna padanan kata dan antonim berarti
perlawanan makna kata. Hal ini berbeda, misalnya, dengan kata sarjana atau ulama, yang keduanya telah mengalami pergeseran-pergeseran makna.
b. Hanya mempunyai makna tunggal.
Istilah sintaksis, misalnya, kata tersebut hanya memiliki satu makna, yakni tata kalimat. Hal ini berbeda dengan kata hitam, yang bisa berarti warna gelap, kehinaan, dan bisa pula bermakna kejelekan.
c. Tidak memiliki padanan atau perlawanan makna istilah sinonim dan bukan merupakan lawan kata istilah antonim. Demikian pula dengan tata kalimat, bukanlah padanan dari istilah sintaksis. Tata kalimat adalah pengertian singkat dari sintaksis.
d. Istilah harus memiliki sebuah batasan atau pengertian yang realtif pasti. Karena merupakan suatu konvensi keilmuan, maka istilah memiliki batasan-batasan yang lebih jelas daripada kata-kata pada umumnya.
e. Istilah dapat diwakili oleh sebuah rumus atau lambang.
Dalam ilmu kimia kita mengenal lambang O2 dan H2O, yang masing-masing merupakan wakil dari istilah oksigen dan zat cair.
Kata acuan
adalah kata-kata yang biasa dipakai untuk kepentingan kajian suatu
keilmuan. Karena seringnya digunakan dalam karya-karya atau percakapan
ilmiah, seperti skripsi, tesis, seminar, dan sejenisnya.
Kata valid, signifikansi, dan instrumen merupakan contoh kata kajian. Sementara itu, kata andal, berarti, dan alat merupakan kata populer.
Hal ini berbeda dengan kata andal, berarti, dan alat. Ketiga kata tersebut memiliki variasi makna yang begitu besar.
Contoh :
(1) Kemampuannya dapat diandalkan (andal ® dipercaya).
(2) Zidane adalah pemain yang sangat andal (andal ® cakap).
(3) Mobil itu paling andal di kelasnya (andal ® tangguh).
Memahami Kata dan Istilah-istilah Serapan
Perbendaharaan bahasa Indonesia
hendaknya diperkaya oleh kata dan istilah-istilah serapan yang berasal
dai bahasa asing. Kata dan istilah-istilah serapan itu masuk kedalam
bahasa Indonesia dengan cara-cara berikut :
a. Cara adopsi, terjadi apabila pemakai bahasa mengambil makna kata asing itu secara keseluruhan. Kata impeachment, plaza, mall, hotdog adalah contoh cara penyerapan adopsi.
b. Cara adaptasi, terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna katanya, sedangkan ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan bahasa Indonesia.
Kata-kata seperti opsi, provokator, konspirasi, dan reformasi adalah contoh kata serapan adaptasi.
c. Cara penerjemahan,
terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam
bahasa asing itu dan kemudian dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Kata-kata seperti tumpang-tindih, percepatannya, proyek rintisan, dan uji coba adalah kata-kata hasil terjemahan dari bahasa Inggris overlap, accelaration, pilot project dan try out.
d. Cara kreasi,
terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada
dalam bahasa sumber dan kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh kata serapan cara kreasi : berhasil guna (effective), ulang alik (shuttle), dan suku cadang (spare part).
Mencari Arti Kata dan Istilah Dalam Kamus
Salah
satu fungsi kamus adalah sebagai acuan atau rujukan arti suatu kata.
Berdasarkan cakupan pemakaiannya, kamus dibedakan atas kamus umum dan kamus istilah.
a. Kamus umum
Kamus ini memuat segala jenis kata yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Contohnya, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud).
b. Kamus istilah
Didalamnya
hanya dimuat kata-kata atau istilah-istilah khusus, yang hanya
berkaitan dengan satu bidang tertentu. Contohnya, kamus linguistik,
kamus geografi, kamus istilah ekonomi, dan sebagainya.
Mengklasifikasikan Jenis Kata
1. Kata Kerja Berpartikel
Kata kerja berpartikel
adalah bentuk kata kerja yang menuntut kehadiran jenis kata lain, yang
dalam hal ini berupa partikel. Sementara itu, yang dimaksud partikel adalah jenis kata yang hanya bermakna bila sudah digabungkan dengan bentuk kata lainnya. Contoh partikel, akan, dengan, dari dan tentang.
2. Kata Sifat dan Kata Keterangan
Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, binatang, atau benda.
Kata sifat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling.
Contohnya, lebih besar, kurang paham, paling pandai.
b. Dapat diberi keterangan penguat.
Contohnya, sangat, sekali, terlalu. Misalnya, sangat bagus, murah sekali, terlalu mahal.
c. Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak.
Contohnya, tidak malas, tidak putih.
d. Dapat diulang dengan awalan / se- / dan akhiran / -nya /.
Contohnya, sebaik-baiknya, secepat-cepatnya.
e. Pada kata tertentu ditandai oleh akhiran /-I, -wi, -iah, if /.
Contohnya, insani, manusiawi, alamiah, progresif.
Berdasarkan bentuknya, kata sifat terbagi kedalam dua jenis, yakni :
a. Kata sifat bentuk dasar, contoh : adil, aman, damai, manis.
b. Kata sifat bentuk turunan, contoh : terhormat, kemalu-maluan, jasmaniah, positif.
Kata keterangan (diverbial) adalah kata yang memberi keterangan pada kata lainnya. Kata keterangan dapat dibedakan atas :
1) Kata keterangan bentuk dasar, contoh : sangat, hanya, lebih segar.
2) Kata keterangan bentuk turunan, contoh : diam-diam, setinggi-tingginya, alangkah, sebaiknya, habis-habisan.
3. Kata Ganti dan Kata Sapaan
Kata ganti (pronomina) adalah kata yang menggantikan kata benda atau yang dibendakan.
Menurut fungsinya, kata ganti dapat dibedakan atas :
a. Kata ganti orang
Tunggal
|
Jamak
| |
orang I
orang II
orang III
|
aku
engkau
dia
|
kami, kita
kalian
mereka
|
b. Kata ganti kepunyaan, contoh : -ku, -mu, -nya.
c. Kata ganti penunjuk, contoh : itu, ini.
d. Kata ganti penghubungan, contoh : yang.
e. Kata ganti penanya, contoh : apa, siapa, mana.
f. Kata ganti tak tentu, contoh : sesuatu, seseorang.
Jenis
kata yang hampir sama fungsinya dengan kata ganti adalah kata sapaan.
Kata ini berfungsi sebagai pengganti orang kedua, yakni sebagai penyapa.
Bedakan pemakaian kata ganti dan kata sapaan pada kalimat berikut :
(1) Apakah kakak sudah makan?
(2) Apakah engkau sudah makan?
(3) Saya harap Tuan dapat pergi sekarang juga.
(4) Saya harap kamu dapat pergi sekarang juga.
4. Jenis-Jenis Kata Penghubung
No
|
Jenis
|
Contoh
|
1.
|
Penjumlahan
|
serta, dan, kemudian
|
2.
|
Perlawanan
|
bukan saja, tetapi, melainkan, tidak hanya
|
3.
|
Pemilihan
|
atau
|
4.
|
Hubungan waktu
|
sejak, sedari, tatkala, ketika, sambil, selagi, sehabis, setelah, sebelum, seusai, sampai, hingga
|
5.
|
Hubungan syarat
|
jika, jikalau, kalau
|
6.
|
Hubungan tujuan
|
agar, supaya, biar
|
7.
|
Hubungan pertentangan
|
walaupun, biarpun, kendatipun
|
8.
|
Hubungan perbandingan
|
ibarat, seperti, bagaikan, laksana
|
9.
|
Hubungan penyebab
|
sebab, karena, oleh karena
|
10.
|
Hubungan akibat
|
sehingga, maka, sampai-sampai
|
11.
|
Hubungan cara
|
dengan
|
12.
|
Hubungan sangkalan
|
seakan-akan, seolah-olah
|
13.
|
Hubungan kenyataan
|
padahal
|
14.
|
Hubungan hasil
|
makanya
|
15.
|
Hubungan penjelasan
|
bahwa
|
16.
|
Hubungan atributif
|
yang, yang ….-nya
|
Membedakan Kata Baku dan Tidak Baku
Ciri-ciri kebakuan
|
Contoh Kata
| ||
Baku
|
Tidak baku
| ||
1
|
Tidak dipengaruhi bahasa daerah
|
saya
mengapa
bertemu
|
gua
kenapa
ketemu
|
2
|
Tidak dipengaruhi bahasa asing
|
kantor tempat
itu benar
kesempatan lain
|
kantor di mana
itu adalah benar
lain kesempatan
|
3
|
Bukan merupakan bahasa pasar
|
dengan
memebri
tidak
|
sama
kasih
enggak
|
4
|
Pemakaian imbuhan secara eksplisit
|
bekerja
menyerang
|
kerja
serang
|
5
|
Pemakaian sesuai dengan konteks kalimat
|
suka akan
disebabkan oleh
lebih besar daripada
|
suka dengan
disebabkan karena
lebih besar dari
|
6
|
Tidak rancu
|
berkali-kali
mengesampingkan
|
berulang kali
mengenyampingkan
|
7
|
Tidak mengandung pleonasme
|
para tamu
hadirin
|
para tamu-tamu
para hadirin
|
8
|
Tidak mengandung hiperkorek
|
insaf
sah
|
insyaf
syah
|
Kata baku
adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan
kaidah-kaidah yang telah dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat
berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, ataupun kamus. Sementara itu, kata tidak baku adalah kata-kata yang pengucapan atau penulisannya menyimpang dari kaidah-kaidah yang ada itu.