Friday, January 24, 2014

Pengertian Ilmu Tajwid Dengan Bahasa Dan Istilah

A. Pengertian Ilmu Tajwid

Tajwid menurut bahasa adalah tahsin : memperbaiki atau mendatangkan bacaan dengan baik. Sedangkan menurut istilah adalah Ilmu yang mempelajari cara mengucapkan huruf-huruf Al Qur an tentang tebal dan tipisnya, panjang dan pendeknya, sifat-sifatnya, dan hukum membaca huruf Hijaiyah bila bertemu dengan huruf yang lain. Sehingga menjadi suatu bacaan yang baik.
hukum tajwid lengkap

Contoh Ilmu Tajwid

Ringkasan Contoh ilmu tajwid(hukum bacaan)
Wakaf:
Dari sudut bahasa berarti berhenti/menahan.
Menurut istilah tajwid, memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan kembali bacaan
 jenis wakaf :
    lazim
    jaiz
    muraqabah
    mamnuu’
    sakta lathifah

Qalqalah:

Qalqalah menurut bahasa, berarti getaran.
Menurut istilah tajwid, getaran suara terjadi ketika mengucapkan huruf yang sukun sehingga menimbulkan semacam aspirasi suara yang kuat, baik sukun asli ataupun tidak.
Huruf qalqalah ada 5, yaitu yang tergabung dalam Huruf Qalqalah yaitu: huruf Huruf Qaf, Huruf Tha, Huruf Ba, Huruf Jimdan Huruf Dal
Syarat qalqalah: Hurufnya harus sukun, baik sukun asli atau yang terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah.

Iqlab, 

Menurut bahasa, berarti merubah sesuatu dari bentuknya.
Menurut istilah tajwid, meletakkan huruf tertentu pada posisi huruf lain dengan memperhatikan ghunnah dan penuturan huruf yang disembunyikan (huruf mim).
Dinamakan iqlab karena terjadinya perubahan pengucapan nun sukun atau tanwin menjadi mim yang tersembunyi dengan disertai dengung.
Huruf iqlab hanya 1, yaitu huruf ba.

Idgham

Menurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.
Menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.
Idgham terbagi 2, yaitu: Idgham Bighunnah (disertai dengung) dan Idgham Bila Ghunnah (tanpa dengung).
Catatan: Idgham tidak terjadi kecuali dari 2 kata.
Idgham Bighunnah, yaitu:
Idgham bighunnah mempunyai 4 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Nun & Tanwin Idgham Bighunnah yaitu: Huruf Ya, Huruf Nun, Huruf Mim dan Huruf Wau
Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka harus dibaca idgham bighunnah, kecuali pada 2 tempat, yaitu: Nun & Tanwin Idgham Bighunnah dan Nun & Tanwin Idgham Bighunnah yang harus dibaca Izhar Muthlaq, berbeda dengan kaidah aslinya. Hal ini sesuai dengan bacaan yang diriwayatkan oleh Imam Hafsh
Idgham Bila Ghunnah, yaitu:
Idgham bila ghunnah mempunyai 2 huruf, yaitu: Huruf Ra dan Huruf Lam
Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka bacaannya harus idgham bila ghunah kecuali nun yang terdapat dalam ayat Nun & Tanwin Idgham Bila Ghunnah, karena disini harus di baca saktah (diam sebentar tanpa bernafas) yang menghalangi adanya bacaan idgham.
MATERI ILMU TAJWID -  TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL
 Waqaf artinya: sebaiknya berhenti.
م   ( وقف لا زم )                     : harus berhenti
( معا نقه )                                  : berhenti di salah satu titik
ط   ( وقف مطلق )                  : sebaiknya berhenti
قلى ( الوقف اولى )                  : sebaiknya berhenti
قف ( الوقف )                             : sebaiknya berhenti
ج   ( وقف جا ئز )                   : boleh berhenti, juga boleh terus
Washol artinya                  : sebaiknya terus.
لا       ( الوقف ممنوع )              : sebaiknya terus
صلى   ( الوصل اولى )         : sebaiknya terus
ز        ( مجوز الوقف )        : sebaiknya terus
ص      ( مر خص الوقف )    : sebaiknya terus
ق       ( قيل هو وقف )         : sebaiknya terus
B. Kegunaan Ilmu Tajwid
Kegunaan dari mempelajari Ilmu Tajwid adalah :
1. Agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat-ayat Allah (Al Qur an)
2. Agar aya-ayat yang kita baca sesuai dengan ketentuan-ketentuan bahasa Arab, baik cara pengucapan huruf, sifat-sifat huruf dan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh Ulama Ahli Qurro.

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Hukum mempelajari ilmu Tajwid adalah Fardu kifayah, sedangkan mengamalkannya adalah Fardlu Ain bagi setiap orang yang membaca Al Qur an.
Dalam hal ini Imam Ibnu Jazari mengatakan :
وَالأَخْذُ بِالتَّجْوِيْدِ حَتْمٌ لازِمٌ – مَنْ لَمْ يُجَوِّدِ القُرْآنَ آ ِثمٌ
“Menggunakan atau mengamalkan Ilmu tajwid adalah merupakan suatu keharusan, maka barang siapa yang tidak memperbaiaki bacaan Al Qur a nya dia termasuk berdosa.
D. Qiro’ah
Seperti apa yang kita baca dan yang pernah kita dengar, bahwa Qiroah (bacaan) ayat-ayat Al Quran yang berlaku di negara Indonesia adalah Qiro’ah yang diriwayatkan oleh Hafs Bin Sulaiman bin Mughiroh bin Najwad “ Wafat tahun 128 H”, yang bacaannya disebut Qiroah Masyhuroh.
Perlu diketahui bahwa selain qiroah yang diriwayatkan oleh Imam Hafs an Ashim masih banyak lagi Imam yang meriwayatkan Qiro’ah .
Dibawah ini nama-nama Imam dalam qiro’ah Yang mutawatiroh atau yang disebut dengan Qiroah sab’ah ( Qiro’ah tujuh imam ) :
1. Abdullah bin Amr meninggal di Syam pada tahun 118 H. Perowi-perowinya yang terkenal (masyhur) adalah seperti Al Bazzi Abdul Hasan Hamid bin Muhammad dan Qonbul Abu Umar Muhammad.
2. Abu Ma’bad Abdullah bin Katsir, meninggal di Makkah pada tahun 120 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abu Bakar Syu’bah bin Ilyas dan Abu Amr Hafah bin Sulaiman.
3. Abu Bakar “Ashim bin Abi An Nujud, meninggal di Kufah pada tahun 127 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abu Syu’bah bin Ilyas dan Abu Amr Hafah bin Sulaiman
4. Abu Amr bin Al A’la, meninggal di Basrah pada tahun 154 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Ad Durawi, Abu Amr Hafas dan As Susi Abu Syu’aib Saleh bin Ziyad.
5. Nafi’ bin Na’im meninggal di Madinah tahun 109 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Qulum Abu Musa Isa bin Mina dan Warosy Abu Sa’id Utsman bin Sa’id.
6. Abdul Hasan Ali bin Hamzah Al Kisa’i, meninggal di Basrah pada tahun 189 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abdul Harits Al Laits bin Khalid dan Ad Durawi.
7. Abu “Imarah Hamzah bin Habib, meninggal tahun 216 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam dan Abu ‘Isa Khalid bin Khalid.
E. Methode Membaca Al Qur an
Perlu diingat bagi para Qori’, bahwa didalam membaca Ayat-ayat Al Qur an itu sendiri ada tata caranya (ukuran lambat dan cepat dalam membaca ayat Al Qur an) yang disahkan oleh Rasulullah SAW., begitu juga yang diberlakukan dikalangan para Ahlul Qurro’ wal Ada’ ada empat yaitu :
1.Tahqiq ( تحقيق ) : Membaca Al Qur an dengan menempatkan hak-hak huruf yang sesungguhnya. Yaitu menempatkan makhrorijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr dan hukum-hukum bacaan yang telah ditetapkan oleh Ulama Ahlul Qurro’. Methode ini baik sekali untuk kalangan Mubtadiin (pemula).
2.Tartil (ترتيل ) : Membaca Al Qur an dengan pelan-pelan dan tanpa tergesa-gesa dengan memperhatikan makhrorijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr dan hukum-hukum bacaan, sehingga suara bacaan menjadi jelas. Seperti bacaan Mahmud Al Qushairi. Bacaan Tartil belum tentu tahqiq akan tetapi tahqiq sudah pasti tartil.
3.Tadwir ( تد وير) : Membaca Al Qur an antara bacaan yang cepat dengan bacaan yang pelan (sedang).
4.Hadr ( حد ر ) : Membaca Al Qur an dengan sangat cepat , sehingga seakan-akan tidak jelas dalam suaranya.
Demikianlah beberapa methode membaca Al Qur an yang ada, dari masing masing methode harus menggunakan kaidah-kaidah Tajwid yang berlaku ( ketika seorang Qori’ membaca lambat atau cepat ), sehingga kesempurnaan bacaan masih tetap dan utuh. Sedangkan cara membaca yang terbaik adalah dengan methode yang pertama yaitu Tahqiq.
Disqus Comments